"Perusahaan ada aturannya juga, misalnya ketika mereka berada di lahan gambut mereka wajib menaati yang 40 centimeter di bawah permukaan gambut, air harus dijaga," kata Wamen LHK Alue Dohong ketika ditemui usai acara Peningkatan Kapasitas Negosiator Perubahan Iklim di Jakarta pada Senin.
Perusahaan di lahan gambut wajib melakukan manajemen permukaan air seperti menggunakan teknologi seperti sekat kanal dan embung untuk memastikan gambut tetap basah agar tidak mudah terbakar.
Baca juga: Jelang Hari Bumi, Wamen LHK ajak buat langkah kecil untuk lingkungan
Memastikan kepatuhan kebijakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan , KLHK terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, serta unit pelaksana tugas yang berada di lapangan dan para perusahaan pemilik konsesi.
Alue memastikan pengawasan dan kontrol terus dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, yang mengalami penurunan drastis pada 2020.
Menurut data KLHK, luasan kebakaran hutan pada 2020 adalah sebesar 296.942 hektare (ha) dibandingkan 1.649.258 ha lahan yang terbakar pada 2019.
"Ada titik penaatan yang kita pasang di perusahaan-perusahaan itu. Kita akan cek terus itu dan itu secara real time ada," kata Alue.
Dia memastikan langkah pencegahan secara umum juga terus dilakukan, belajar dari pengalaman beberapa tahun terakhir. Langkah pencegahan seperti teknologi modifikasi cuaca (TMC) telah dilakukan bersama dengan pembasahan gambut dan juga peningkatan patroli di lapangan.
"Itu model-model yang kita kembangkan," tegas Alue.
Baca juga: Wamen LHK harap negosiator RI bisa tentukan arah perundingan iklim
Baca juga: Pohon adat Sialang ditetapkan Kementerian LHK sebagai pohon dilindungi
Baca juga: Menteri LHK minta jajaran terus perbaiki diri bangun institusi bersih
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021