Kartini-Kartini COVID-19

21 April 2021 13:42 WIB
Kartini-Kartini COVID-19
Juru vaksin COVID-19 Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, di dominasi wanita yang merupakan kartini di era pandemi COVID-19 Batanghari. ANTARA/HO-Dinkes Batanghari.
Sudah satu tahun lebih pandemi COVID-19 melanda Indonesia terutama dunia. Bahkan beberapa negara di belahan bumi lainnya saat ini tengah memasuki gelombang ke dua pandemi COVID-19.

Hingga saat ini sudah puluhan juta orang di dunia yang terkonfirmasi positif COVID-19, dan sudah jutaan orang pula yang meninggal karena COVID-19. Di Indonesia, per tanggal 20 Juli 2021 sudah terdapat 1.614.849 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Dari jumlah tersebut terdapat 43.777 orang yang meninggal karena COVID-19.

Sudah berbagai cara dan upaya di tempuh untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 tersebut, mulai dari menerapkan protokol kesehatan, melakukan penyemprotan desinfektan, hingga melakukan vaksinasi COVID-19 terhadap masyarakat guna menciptakan kekebalan kelompok.

Berbicara pandemi COVID-19, ada banyak pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 yang tergabung dalam Satuan Tugas COVID-19. Mulai dari TNI-Polri, Pemerintah hingga masyarakat sipil turut terlibat dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

Salah satu garda terdepan kelompok pencegahan penularan COVID-19 tersebut yakni tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan orang-orang yang berjuang di garis depan dalam melakukan upaya pencegahan penularan hingga pengobatan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Menariknya, di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan pencegahan penularan COVID-19 tersebut di dominasi oleh wanita. Mulai dari tenaga skrining, tenaga pengambil sampel uji usap hingga tenaga vaksinator COVID-19 di dominasi oleh wanita.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari dr Elvie Yennie mengatakan jika dibandingkan antara wanita dan laki-laki secara keseluruhan tenaga medis yang terlibat dapat upaya pencegahan penularan COVID-19 perbandingannya 60 persen tenaga medis wanita dan 40 persen merupakan tenaga medis laki-laki.

Hal tersebut menunjukkan wanita memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya percepatan pencegahan penularan COVID-19 di daerah itu.

Baca juga: BI ungkap perjalanan gambar Kartini dalam uang kertas rupiah

Tenaga kesehatan wanita

Tenaga-tenaga medis wanita yang bertugas dalam melakukan upaya percepatan pencegahan penularan COVID-19 di daerah itu pada umum nya bertugas di sektor-sektor sentral. Seperti melakukan pelacakan terhadap kontak erat pasien terkonfirmasi positif COVID-19, mengambil sampel uji usap hingga juru vaksin COVID-19.

Dokter Elvie Yennie mengatakan wanita-wanita yang bertugas di garda terdepan tersebut merupakan tenaga medis yang memiliki kompetensi. Tenaga medis tersebut sebelum bertugas telah dibekali pendidikan terkait dengan langkah-langkah dan tindakan yang harus dilakukan saat menangani pasien COVID-19. Selain itu kompetensi tenaga medis tersebut juga dibuktikan dengan dokumen pendukung seperti Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan.

Karena selain menjaga keselamatan orang lain, tenaga medis tersebut juga harus menjaga keselamatan diri sendiri.

Banyaknya tenaga medis wanita tersebut bukan berarti di daerah itu tidak terdapat tenaga medis laki-laki, namun pada umumnya tenaga medis yang berkompeten di daerah itu di dominasi oleh wanita. Hal tersebut menunjukkan kesetaraan gender dan emansipasi wanita di daerah itu sudah cukup baik.

Seperti juru vaksin, dari 121 orang, sebanyak 97 persen-nya merupakan wanita. Artinya, hanya terdapat sekitar empat sampai lima orang tenaga vaksinator laki-laki.

Dengan demikian para tenaga medis wanita di daerah itu dapat dikatakan sebagai Kartini Kabupaten Batanghari dalam upaya percepatan dan pencegahan penularan COVID-19. Betapa tidak, di masa pandemi COVID-19 tenaga medis tersebut memiliki tanggung jawab yang berlipat ganda.

Selain bertanggung jawab terhadap pencegahan penularan COVID-19 mereka juga bertanggung jawab mengurus anak dan keluarga. Tidak hanya menjamin kesehatan keluarga namun mereka juga turut serta menjamin kesehatan masyarakat di daerahnya.

Baca juga: Menebar energi positif dan bisa menginspirasi

Loyalitas

Tenaga-tenaga kesehatan wanita di daerah itu memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap amanah yang di emban. Sejak pandemi COVID-19 melanda, hingga saat ini tenaga kesehatan di daerah itu tanpa lelah melakukan upaya pencegahan penularan COVID-19.

Mulai dari melakukan pelacakan kontak erat pasien COVID-19. Tenaga kesehatan tersebut seolah tak mengenal waktu, dari siang hingga malam hari pelacakan kontak erat dilakukan agar penularan COVID-19 dapat di cegah.

Elvie mengatakan pernah dalam satu hari tenaga-tenaga kesehatan tersebut melakukan pelacakan hingga 100 orang lebih yang langsung ditindak lanjuti dengan pengambilan sampel uji usap.

Kecepatan dalam melakukan tindakan tersebut perlu dilakukan karena jika terlambat akan berakibat fatal. Bahkan tenaga medis tersebut pernah melakukan pengambilan sampel uji usap hingga mencapai 200 orang dalam satu lokasi.

Tenaga-tenaga kesehatan tersebut tersebar di seluruh fasilitas kesehatan yang terdapat di delapan kecamatan di daerah itu. Seperti di Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas dan Klinik kesehatan yang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah.

Tenaga kesehatan tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Seperti petugas pengambilan sampel, juru vaksin, petugas skrining, perawatan hingga bagian administrasi dan pendataan.

Bidan Dina Damanik mengatakan seolah ada semangat yang luar biasa saat memberikan layanan kesehatan kepada pasien, meski pelayanan yang dilakukan terkadang tak mengenal waktu.

Dijelaskan-Nya, saat mendapati pasien terkonfirmasi positif COVID-19 ada kesedihan yang dirasakan, sebab pasien tersebut harus menjalani proses isolasi tanpa didampingi keluarga terdekat. Terlebih jika pasien yang terkonfirmasi merupakan anak di bawah umur.

Selain itu menurut Bidan Dina yang tidak dapat dihindari yakni rasa takut. Namun, dalam pelaksanaannya selalu mengedepankan protokol kesehatan memakai masker, alat pelindung diri dan selalu mengutamakan keamanan dalam melaksanakan tugas.

Baca juga: Menkeu: Perempuan bisa tingkatkan ekonomi global 12 triliun dolar AS

Vaksinasi

Saat ini vaksinasi COVID-19 merupakan program pencegahan penularan COVID-19 yang gencar dilakukan, begitu pula di daerah itu. Hingga saat ini daerah itu telah menerima distribusi 12.740 dosis vaksin COVID-19 jenis Sinovac.

Adapun capaian vaksinasi COVID-19 secara kumulatif di daerah itu untuk vaksinasi penyuntikan dosis pertama sudah mencapai 97,2 persen dan penyuntikan dosis ke dua mencapai 56,4 persen.

Capaian vaksinasi tersebut dilakukan berkat vaksinasi yang dilakukan secara mobile oleh juru vaksin di daerah itu. Terutama vaksinasi yang dilakukan terhadap lanjut usia (Lansia).

Dokter Ariyati, petugas vaksinasi di daerah itu mengatakan jadwal vaksinasi COVID-19 dilakukan setiap hari kerja secara mobile dengan sistem jemput bola.

Vaksinasi terhadap lansia dilakukan secara masal bekerjasama dengan TNI-Polri. Lansia yang kesulitan menjangkau lokasi vaksinasi di jemput oleh petugas dan di kumpulkan dalam satu lokasi.

Vaksinasi secara mobile terhadap lansia tersebut membuahkan hasil dengan cakupan vaksinasi terhadap yang mencapai 81,1 persen atau 995 orang lansia di daerah itu telah di vaksin COVID-19 dosis pertama.

Karena juru vaksin di daerah itu tersebar di seluruh fasilitas kesehatan di delapan kecamatan di daerah itu, maka lansia tersebut dikumpulkan di masing-masing kecamatan.

Vaksinasi juga dilakukan secara mobile terhadap pelayan publik. Petugas di daerah itu melakukan pendataan terhadap pelayan publik di masing-masing instansi dan melakukan vaksinasi di instansi tersebut. Seperti vaksinasi pelayan publik di Pengadilan Negeri, BNN, Kantor Pajak dan dinas-dinas layanan publik di lingkup Pemerintah Kabupaten Batanghari.

Baca juga: Potret perjuangan dan kiprah para "Kartini" di industri Migas

Kartini

Dokter Elvie mengatakan loyalitas, profesionalisme dan tanggung jawab para tenaga kesehatan wanita tersebut mengingatkan bahwa kaum perempuan memiliki kemampuan dan kompetensi yang sama dengan laki-laki, namun tidak melupakan fitrah-nya sebagai seorang perempuan yang juga memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai seorang ibu dan istri.

Menurut dr Elvie tenaga kesehatan yang bertugas di masa pandemi COVID-19 merupakan Kartini di era pandemi COVID-19. Para tenaga kesehatan tersebut sangat luar biasa karena memiliki tugas ganda atau multitasking.

Peringatan Hari Kartini tahun 2021 ini mengingatkan bahwa kaum wanita memiliki peranan yang luar biasa dalam percepatan pencegahan penularan COVID-19, khususnya di daerah itu.

Pemerintah Daerah itu memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap tenaga kesehatan. Tidak hanya tenaga kesehatan wanita, namun juga terhadap seluruh petugas yang terlibat dalam program percepatan pencegahan penularan COVID-19.

Selain itu Pemerintah Daerah itu turut menghimbau agar masyarakat di daerah itu turut mendukung upaya pencegahan penularan COVID-19 yang telah dilakukan oleh Satgas COVID-19 dengan cara disiplin menjalankan protokol kesehatan COVID-19.

Dengan harapan pandemi COVID-19 dapat segera berakhir dan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari dapat kembali berjalan normal seperti sebelum di landa pandemi.*

Baca juga: Semangat Mantri Usra bangkitkan UMKM terdampak gempa di Mamuju

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021