Di tengah situasi pandemi saat ini, sektor industri manufaktur dalam negeri terus dipacu untuk menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat. Salah satu sektor industri yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat, contohnya adalah produsen komp
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri nasional siap mendukung program konversi 1 juta kompor listrik/induksi yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Di tengah situasi pandemi saat ini, sektor industri manufaktur dalam negeri terus dipacu untuk menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat. Salah satu sektor industri yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat, contohnya adalah produsen kompor listrik,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Dukungan tersebut dituangkan dalam penandatanganan MoU untuk diversifikasi kompor gas LPG menjadi kompor listrik.
Guna mendukung program 1 juta kompor listrik ini, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier telah memastikan kemampuan produksi dari industri dalam negeri.
“Saat ini telah ada dua industri dalam negeri yang sudah memproduksi kompor listrik (induksi), yang pertama, PT Adyawinsa Electrical and Power. Merek produknya adalah Myamin, dengan kapasitas produksi 17.000 unit per tahun untuk satu lini produksi dan dapat ditingkatkan hingga delapan lini produksi. Kemudian PT Maspion, dengan merek Maspion, yang memiliki kapasitas sebanyak 300.000 unit per tahun,” papar Taufiek.
Di samping itu, Taufik juga sudah melakukan koordinasi dengan PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) yang telah menyatakan kesiapannya untuk memproduksi kompor listrik.
“Dengan begitu, kami optimistis industri dalam negeri mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi satu juta kompor listrik,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pemanfaatan listrik sebagai energi rumah tangga memiliki keunggulan lebih hemat, praktis, modern, nyaman, aman, ramah lingkungan (tanpa gas CO), tanpa api.
Selain itu, Kementerian BUMN menyampaikan bahwa pemerintah dapat menghemat Rp60 triliun dari nilai impor LPG serta merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan cadangan listrik yang ada untuk dialihkan penggunaannya agar masyarakat dapat beralih ke kompor listrik.
Untuk memastikan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik ini dapat berjalan dengan dukungan dari industri dalam negeri, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), serta kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk menyusun strategi bersama dalam meningkatkan pererapan kompor listrik/induksi hasil produksi dalam negeri.
Baca juga: Pengamat : Migrasi kompor listrik dapat tekan biaya impor LPGBaca juga: Penggunaan kompor listrik untuk keseharian mengapa tidak?
Baca juga: Kompor listrik lebih aman-hemat daripada kompor minyak-gas
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021