• Beranda
  • Berita
  • Menkes : Presiden nilai keseimbangan kesehatan-ekonomi sudah baik

Menkes : Presiden nilai keseimbangan kesehatan-ekonomi sudah baik

26 April 2021 14:41 WIB
Menkes : Presiden nilai keseimbangan kesehatan-ekonomi sudah baik
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara virtual Media Gathering Perkembangan Perekonomian Terkini dan Kebijakan PC-PEN pada Jumat (23/4/2021). (ANTARA/Andi Firdaus)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo mengingatkan keseimbangan dalam penanganan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi saat ini sudah sangat baik dan meminta sinergi dua aspek tersebut tidak diubah.

"Presiden juga mengingatkan bahwa keseimbangan yang sudah ada sekarang sudah paling bagus keseimbangan dari sisi kesehatan dan sisi ekonominya," kata Budi dalam konferensi pers daring usai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin.

Baca juga: Menkes: Penambahan pasien COVID-19 masih bisa ditangani rumah sakit

Baca juga: Menkes minta sektor kesehatan bertransformasi manfaatkan teknologi

Keseimbangan kebijakan yang dilakukan selama ini, ujar Budi, memberikan dampak positif dengan terus menurunnya tingkat penularan kasus COVID-19, dan di saat yang sama mampu memulihkan berbagai parameter perekonomian.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya tidak menerapkan kebijakan yang dapat mengganggu keseimbangan antara aspek kesehatan dan ekonomi.

“Pesan dari Bapak Presiden jangan diubah-ubah lagi. Jangan diambil kebijakan-kebijakan atau jangan sampai kita berperilaku yang mengubah keseimbangan ini,” ujar Menkes.

Presiden meminta semua pihak menaati protokol kesehatan dan mematuhi aturan di daerah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Selain itu, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga harus terus berjalan.

Keseimbangan dalam penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi ini mesti dilakukan agar Indonesia tak lengah dan menghadapi risiko kembali meningkatnya kasus COVID-19 seperti India.

Di India, ujar Budi, kasus COVID-19 telah meningkat signifikan hingga menembus 349 ribu kasus per hari, padahal dalam beberapa bulan lalu, India berhasil menekan tingkat penularan menjadi 5 ribu kasus per hari.

“Lonjakannya sangat tinggi dan itu disebabkan oleh dua hal utama, yang pertama adalah mutasi (virus corona) baru yang masuk B117 dan ada mutasi lokal B1617. Jadi mutasi virus baru penyebab pertamanya,” ujarnya.

Penyebab kedua lonjakan kasus COVID-19 di India, ujar Budi, adalah protokol kesehatan yang tidak berjalan baik.

Baca juga: Indonesia waspadai lonjakan kasus seperti di India

Baca juga: Menkes pastikan permintaan vaksin untuk PON bisa dipenuhi

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021