Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua mengharapkan jaringan internet yang terganggu akibat putusnya kabel optik bawah laut dapat segera normal.Estimasi perbaikan sekitar satu bulan
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait, di Jayapura, Senin, mengatakan selama pandemi COVID-19 hanya sekitar 34-44 persen siswa dapat belajar secara daring.
"Namun selama dua hari ini, kami kembali diperhadapkan dengan jaringan internet yang terganggu," katanya.
Pihaknya mendorong kepada pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan jaringan internet ini, agar segera diperbaiki.
"Janganlah menambah masalah pendidikan di Papua, agar anak-anak dapat belajar dengan baik," ujarnya pula.
Pihaknya juga mengimbau agar para tenaga pendidik tetap semangat mengajar, meskipun kini kembali terkendala dengan jaringan internet.
"Pendidikan kini sedang dipersulit dengan jaringan internet, namun para tenaga pendidik jangan patah semangat," katanya lagi.
Sebelumnya, PT Telkom Papua menyebut kabel laut miliknya putus pada titik 360 kilometer, sehingga mengakibatkan sejak Jumat (30/4) malam hingga berita ini diturunkan komunikasi menggunakan jaringan data seluler tidak bisa digunakan.
Kepala PT Telkom Papua Sugeng mengatakan putusnya kabel tersebut berada di wilayah Jayapura antara Sarmi dan Biak.
"Estimasi perbaikan sekitar satu bulan, di mana untuk memperbaiki kabel yang putus ini harus menunggu kapal khusus, sehingga membutuhkan waktu yang agak lama," katanya pula.
Dia menambahkan kini sementara waktu, layanan jasa komunikasi yang bisa digunakan hanya telepon dan SMS.
Baca juga: Mendikbud: Daerah tak ada jaringan internet bisa belajar tatap muka
Baca juga: Baru 25 persen bantuan kuota internet digunakan siswa di Papua
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021