Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyatakan mendukung sepenuhnya kegiatan ekspedisi jalur rempah yang akan dilaksanakan Direktorat Jenderal Kemendikbudristek yang dijadwalkan dimulai pada 17 Agustus 2021 atau bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia.
“Kami menyambut baik program jalur rempah ini. Dengan kegiatan itu mudah-mudahan anak muda faham akan filosofi dari jalur rempah nusantara ini,” kata Nova saat menyambut Tim Jalur Rempah Nusantara di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan untuk mendukung program tersebut Kepala Dinas Pendidikan Aceh harus dapat menjaring anak-anak muda berprestasi yang nantinya akan mewakili Aceh dalam program tersebut.
“Mereka yang ikut program ini haruslah mewakili beberapa daerah di Aceh. Pandai-pandai memilih orangnya. Itu berpotensi bosan karena lebih dua bulan di laut. Perjalanan panjang, kesehatan mereka paling penting,” kata Nova.
Baca juga: Ditjen Kebudayaan jadikan Jalur Rempah sebagai program prioritas
Ketua Komite Jalur Rempah Nasional, Ananto Setta mengatakan ekspedisi Jalur Rempah yang disebut sebagai Muhibbah Budaya, akan dimulai pada pada 17 Agustusdan berakhir pada 28 Oktoberberbarengan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Nantinya, para pemuda dari seluruh Indonesia akan berlayar dengan KRI Bima Suci, kapal layar legendaris milik TNI Angkatan Laut.
Perjalanan tersebut akan dimulai dari Pulau Banda di Maluku. Dari sana perjalanan akan dilanjutkan ke Ternate dan ke Makassar. Selanjutnya adalah Banjarmasin, Tanjung Uban Kepulauan Riau dan Belawan.
Dari Sumatera Utara perjalanan dilanjutkan ke Lhokseumawe dan Banda Aceh. Dari Aceh ekspedisi akan berlanjut ke Padang, Banten, Sunda Kelapa, Semarang, Bali dan berakhir di Surabaya.
Baca juga: Festival Jalur Rempah jadi momen kenalkan Medan "The Kitchen of Asia"
“Insya Allah pada tahun depan akan berlayar lintas negara. Kita akan berlayar ke Malaka, Sri Lanka, Timur Tengah, Maldives dan kembali lagi ke Indonesia,” katanya.
Ananto mengatakan, Aceh satu satunya provinsi yang sangat aktif menyambut jalur rempah.
“Rasanya belum ada provinsi lain sehebat provinsi Aceh yang menyambut baik kegiatan ini,” kata dia.
Sejak tahun 2020, berbagai kegiatan mulai dari seminar tentang jalur rempah dilakukan di Aceh. Berbagai pihak berpartisipasi, mulai dari praktisi hingga pemerintah terlibat.
“Tujuannya (dari ekspedisi jalur rempah) membangkitkan rasa persaudaraan, mengingatkan kembali Aceh punya sesuatu (rempah) untuk dunia. Sejarah ini perlu dilestarikan,” kata Ananto.
Pihaknya berharap generasi muda Aceh bisa mengingat dan tidak melupakan kekayaan sejarah Indonesia dan Aceh tersebut.
“Aceh adalah diplomat Jalur Rempah. Itu harus kita catat,” kata Ananto.
Di tahun 2024 nanti, pemerintah akan mengusulkan Jalur Rempah sebagai salah salah satu warisan budaya dunia miliknya Indonesia ke UNESCO, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021