Puluhan sopir angkutan kota (angkot) Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, meminta pengoperasian kembali stasiun kereta api untuk melayani penumpang arus mudik.Pulang ke rumah tanpa membawa uang, bahkan setoran Rp60 ribu/hari kepada pemilik kendaraan pun tidak mampu membayarnya.
"Kami sangat terpukul usai dihentikan pelayanan penumpang di stasiun KA itu terkait dengan pelarangan mudik Lebaran 2021," kata Ilham, koordinator aksi di Terminal Bus Mandala Rangkasbitung, Sabtu.
Menurut dia, sopir angkot Rangkasbitung hampir setiap hari pulang ke rumah tidak membawa uang karena tidak ada penumpang pemudik dari stasiun KA tersebut.
Padahal, kata dia, menjelang Lebaran menjadikan andalan besar pendapatan sopir dari penumpang yang turun dari Stasiun KA Rangkasbitung.
"Kami berharap Bupati Lebak bisa meninjau kembali penutupan stasiun itu sehingga tidak berdampak pada pengemudi angkot dan juga ojek," katanya.
Baca juga: Stasiun Rangkasbitung perbaiki fasilitas hadapi arus mudik
Ilham mengatakan bahwa pihaknya lebih setuju di tengah pandemi COVID-19 itu memperketat protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M).
Di satu sisi, dia memandang penting protokol kesehatan yang dapat memutus mata rantai penularan virus corona. Namun, di sisi lain dia berpendapat tidak perlu adanya penghentian stasiun tersebut.
Oleh sebab itu, pengemudi angkot berbagai jurusan di Rangkasbitung mendesak stasiun KA beroperasi kembali.
Selama ini, kata dia, pendapatan sopir angkot kesulitan ekonomi menghadapi Lebaran.
"Kami menuntut Bupati Lebak mengajukan kembali ke Kementerian Perhubungan untuk membuka stasiun KA agar bisa melindungi ekonomi masyarakat kecil," katanya menjelaskan.
Begitu pula Budi, sopir angkot jurusan Sunankalijaga-Mandala, juga mengaku hingga 2 hari terakhir ini pulang ke rumah tanpa membawa uang, bahkan setoran Rp60 ribu/hari kepada pemilik kendaraan pun tidak mampu membayarnya.
Baca juga: Stasiun KA Rangkasbitung dipadati penumpang
Biasanya, kata dia, sepekan sebelum Lebaran sudah terpenuhi kebutuhan untuk Idulfitri, seperti ketersedian bahan pokok, membeli pakaian anak-anak dan istri, serta membayar zakat fitrah.
"Kami merasa terpukul dan bingung setelah adanya penutupan stasiun KA, tidak ada pendapatan," katanya.
Sementara itu, para sopir angkot yang melakukan aksi tuntutan pembukaan stasiun KA di Terminal Mandala Rangkasbitung berjalan lancar.
"Kami mengapresiasi aksi pengemudi angkot yang kondusif dan aman," kata petugas pengamanan Terminal Mandala Ipda Suyatno.
Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021