Dudung mengatakan pihaknya bersama Polda Metro Jaya berupaya melakukan penelusuran (tracing) dan langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 dari hulu ke hilir.
"Dari mulai kedatangan di KM-32, kita secara acak akan melakukan tes antigen. Bagi yang tidak membawa surat keterangan COVID-19, mereka akan lanjut, sedangkan yang tidak, akan digunakan antigen," kata Dudung saat mengunjungi RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat, Kamis.
Dudung menjelaskan para pemudik yang diketahui reaktif berdasarkan hasil antigen akan dibawa ke RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, untuk dilakukan karantina.
Untuk antisipasi di hilir, pihaknya telah menyiapkan Tower 5 Wisma Atlet Kemayoran yang saat ini memiliki banyak kapasitas tempat tidur.
Baca juga: Satgas minta ada penerapan mikro karantina jika kasus bertambah
Baca juga: Pemprov tidak larang pendatang baru masuk DKI Jakarta Selain itu, Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya juga menyiapkan Tower 8, 9 dan 10 di Rusun Pademangan, jika lonjakan kasus positif tinggi seperti pada September 2020 dan Januari 2021.
Jumlah tenaga kesehatan di Wisma Atlet saat ini masih memadai dan keterisian tempat tidur di Wisma Atlet berkisar 17,5 persen dari total kapasitas.
"Kesimpulannya bahwa Wisma Atlet, termasuk rumah sakit di sekitarnya sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan," kata Dudung.
Berdasarkan data Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, jumlah pasien rawat inap di Wisma Atlet per Kamis sebanyak 1.028 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada Senin (17/5) lalu sebanyak 929 orang.
Baca juga: DKI: 75 persen pemudik tiba belum serahkan hasil tes COVID-19
Baca juga: Petugas gabungan adakan tes COVID-19 di rumah pemudik di Tebet
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021