Menurut Doni, dengan berakhirnya masa peniadaan mudik pada Senin (17/5) lalu, masyarakat kemungkinan memanfaatkan masa pengetatan perjalanan yang berakhir sampai 24 Mei mendatang.
"Karena peniadaan mudik telah berakhir, dilanjutkan pengetatan sampai tanggal 24 Mei, ada potensi warga memanfaatkan waktu tersebut untuk kembali ke kampung halaman dalam rangka Idul Fitri," kata Doni saat mengunjungi RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis.
Karena itu, Satgas COVID-19 mengingatkan kepada seluruh pemerintah daerah untuk benar-benar memperhitungkan risiko yang terjadi ketika ada mobilitas warga dalam jumlah cukup besar.
Baca juga: Satgas minta ada penerapan mikro karantina jika kasus bertambah
Baca juga: 175 pemudik dikirim ke Wisma Atlet untuk diisolasi
Apalagi banyak daerah yang masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana di rumah sakit serta dokter dan tenaga medis.
Menurut Doni, antisipasi menjadi penting untuk dilakukan mengingat momen libur panjang biasanya diikuti oleh penambahan jumlah pasien, baik di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet maupun rumah sakit seluruh Indonesia.
"Ketika pasien di rumah sakit bertambah, akan diikuti oleh angka kematian yang relatif tinggi, dan akhirnya berdampak pada dokter yang merawat dan tenaga kesehatan lainnya," kata Doni.
Berdasarkan data Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, jumlah pasien rawat inap di Wisma Atlet per Kamis (20/5) sebanyak 1.028 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada Senin (17/5) lalu sebanyak 929 orang.
Baca juga: Pangdam prediksi puncak arus balik Lebaran 22 Mei
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021