Pernyataan yang disampaikan pelatih dan koordinator paracycling Indonesia Fadilah Umar itu untuk mengklarifikasi kabar bahwa Muhammad Fadli Imammuddin dipastikan mewakili Indonesia ke Jepang.
"Saya klarifikasi, untuk atlet ke Paralimpiade masih (dipastikan) nanti di waktu-waktu terakhir, setelah kejuaraan dunia Cascais. Setelah itu baru ada rilis dari UCI yang berisi daftar negara dan atlet yang lolos," kata Fadilah saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Paracycling harap bisa ke Tokyo berlaga di Paralimpiade perdana
Persatuan Peseda Internasional (UCI) menggelar kejuaraan dunia di Cascais sebagai bagian dari fase kualifikasi Paralimpiade. Timnas paracycling, yang akan berada di Portugal pada 6-14 Juni, berharap mendapat tambahan poin demi mengamankan posisi Indonesia.
"Jujur saja kami was-was karena kualifikasi di masa pandemi sangat jarang, terutama untuk regional Asia. Padahal di Eropa jalan terus. Saingan terbesar tentu dari Eropa karena mereka punya banyak peluang mengikuti kualifikasi, sementara di Asia banyak yang batal," Fadilah menceritakan.
Kejuaraan yang mengalami pembatalan antara lain kualifikasi di Rio de Janeiro (Brazil) yang seharusnya berlangsung bulan Maret, tapi dibatalkan karena angka COVID yang bertambah. Ada juga kejuaraan balap sepeda Asia bulan Juni, yang jadi ajang rutin dan tertinggi di Asia, diumumkan batal akhir Mei karena masalah yang sama.
Baca juga: Paracycling turunkan Fadli di nomor track Paralimpiade Tokyo
Kendati begitu, UCI memastikan Indonesia mendapat satu slot keikutsertaan di Paralimpiade Tokyo. Sehubungan dengan kabar ini, timnas paracycling mengaku mengandalkan M. Fadli untuk mewakili Indonesia ke Jepang.
"Atlet yang kami unggulkan ya Fadli. Dari awal memang ada satu slot untuk tiap negara, kami andalkan Fadli karena dia atlet nasional yang bisa bersaing di peringkat 10 dunia, khususnya di nomor trek," Fadilah memaparkan.
Baca juga: Pelatnas paracycling digelar tanpa latihan tatap muka
Baca juga: M. Fadli incar posisi enam Asia demi lolos Paralimpiade
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021