Perbaikan ekonomi ini terutama didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal (belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi nonbangunan
Kepala Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif Bank Indonesia Erwin Haryono menilai indikator perbaikan ekonomi sudah mulai terlihat nyata baik dari sisi global maupun dalam negeri.
Dari sisi global, berbagai indikator dini telah menunjukkan pemulihan diantaranya peningkatan volume perdagangan, harga komoditas hingga kinerja ekspor impor. Sedangkan di dalam negeri, pemulihan ekonomi terlihat dari mobilitas masyarakat yang mulai meningkat sejalan dengan kasus COVID-19 yang melandai.
"Indikator perbaikan semakin nyata di global maupun dalam negeri, yang kemudian kami di otoritas melihat respons kebijakan sudah mulai dilakukan bersama-sama di KSSK, membangun itu semua baik fiskal moneter porsinya sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Erwin dalam diskusi virtual Infobank di Jakarta, Kamis.
Tak hanya itu, lanjut Erwin, indikator indeks penjualan eceran hingga indeks ekspektasi konsumen juga sudah mulai meningkat, di mana Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2021 tumbuh 6,1 persen (mtm) meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang masih minus 2,7 persen (mtm).
Perbaikan ekonomi juga terlihat dari kontraksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah menjadi 0,74 persen (yoy) di triwulan I 2021 dibanding triwulan IV 2020, yang minus 2,19 persen.
"Perbaikan ekonomi ini terutama didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal (belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi nonbangunan," ujar Erwin.
Ia mengungkapkan Bank Indonesia memperkirakan perekonomian domestik akan mulai membaik pada triwulan II 2021. Berbagai indikator dini menunjukkan bahwa ekonomi terus membaik, seperti tercermin pada ekspektasi konsumen, penjualan eceran dan realisasi belanja yang meningkat.
Begitu juga dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan ekspor dan investasi nonbangunan. Dari sisi lapangan usaha (LU), peningkatan terjadi di sejumlah sektor seperti industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.
"Pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1 - 5,1 persen," ujar dia.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa pemulihan kesehatan menjadi kunci kebangkitan ekonomi dan saat ini pemerintah tengah fokus dalam program vaksinasi COVID-19 sebagai upaya penanganan virus yang berasal dari China tersebut.
Menurut Erwin, kasus COVID-19 yang mulai melandai telah mendorong peningkatan mobilitas masyarakat dan program vaksinasi yang berlanjut guna mendukung pencapaian herd immunity, diharapkan ikut memulihkan perekonomian.
Erwin juga menyebutkan komunikasi kebijakan yang kuat dan erat antar lembaga otoritas baik BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hingga Kementerian Keuangan terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: Pulihkan ekonomi RI, injeksi likuiditas BI terbesar di kawasan
Baca juga: Gubernur BI ungkap enam faktor dorong pemulihan ekonomi
Baca juga: LPS perkirakan pertumbuhan kredit mulai positif pada Juli 2021
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021