PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI berencana melakukan optimalisasi aset lahan kebun tebu.Saat ini sedang diupayakan optimalisasi aset lahan kolaborasi dengan petani tebu lokal maupun sinergi BUMN sektor terkait
“Saat ini sedang diupayakan optimalisasi aset lahan kolaborasi dengan petani tebu lokal maupun sinergi BUMN sektor terkait, melalui pola - pola kerjasama
yang saling mendukung antara pemerintah, industri gula, petani maupun penggarap kawasan hutan,” ujar Direktur Manajemen Aset PT RNI Endang Suraningsih dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Endang juga menambahkan bahwa Pabrik Gula Madukismo, dengan kepemilikan saham Sri Sultan Hamengku Buwono X sebesar 65 persen dan saham RNI 35 persen, ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi gula. Oleh sebab itu diperlukan optimalisasi aset melalui rencana perluasan lahan kebun tebu di area sekitar.
RNI saat ini juga sedang mengupayakan perluasan lahan perkebunan tebu bekerjasama dengan BUMN lainnya sektor terkait di beberapa wilayah - wilayah kerjanya seluas 20,000 hektare yang juga sedang dalam tahap survei kesesuaian peruntukannya menjadi perkebunan tebu.
PT RNI terus berupaya berkontribusi dalam pembenahan industri gula nasional. Salah satunya adalah upaya optimalisasi aset lahan - lahan kebun tebu.
Melihat potensi optimalisasi aset untuk perluasan lahan, Direktur Manajemen Aset PT RNI (Persero) Endang Suraningsih bersama Kemenko Perekonomian dan jajaran Komisaris dan Direksi PT Madu Baru melakukan survei meninjau Pabrik Gula (PG) Madukismo RNI Group yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.
Kepala Bidang Pengembangan Tanaman Perkebunan Kemenko Perekonomian Darto Wahab mengatakan bahwa produksi gula nasional dari dalam negeri berbasis tebu tahun 2021 diestimasikan 2,1 juta ton. Oleh karenanya diperlukan upaya - upaya pembenahan sektor gula secara berkelanjutan melibatkan para petani tebu.
Darto menyebutkan bahwa sejumlah pembenahan Industri gula tentu tidak luput dari tantangan - tantangan seperti salah satunya adalah pembangunan perkebunan tebu.
“Saat ini perkebunan di Indonesia terbatas sehingga diperlukan perluasan lahan kebun tebu,” katanya.
Perluasan lahan itu, lanjut Darto, perlu diimbangi dengan bibit, pupuk, air dan infrastruktur yang memadai.
Berdasarkan data, Darto mengakui periode 2016 - 2020 sejalan dengan pertumbuhan areal, produksi gula cenderung menurun dengan rata - rata 0,79 persen/tahun.
Ia mendukung BUMN yang beroperasi di sektor gula, perkebunan dan sektor terkait lainnya untuk bersama - sama melakukan pembenahan industri gula nasional dengan merangkul stakeholders, salah satu prioritasnya para petani tebu.
Baca juga: PT RNI jamin harga minimal pembelian gula petani Rp10.500/Kg
Baca juga: Anggota DPR: RNI perlu didorong perkuat revitalisasi pabrik gula
Baca juga: Hingga Juni, RNI catat produksi gula capai 18.000 ton
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021