Menurut dokumen itu, seorang pejabat kementerian menandatangani surat niat (letter of intent) pada 4 Juni untuk membeli dosis vaksin COVID dengan perusahaan farmasi Brazil yang mewakili CanSino di Brazil, Belcher Farmaceutica do Brazil.
Vaksin COVID tersebut, dengan nama dagang Convidecia dan dikembangkan oleh CanSino bersama dengan satu lembaga penelitian yang terkait dengan militer China, akan dijual dengan harga 17 dolar AS (sekitar Rp242 ribu) per dosis, menurut dokumen itu.
Menteri Kesehatan Marcelo Queiroga pekan lalu mengatakan kepada komisi Senat Brazil, yang menyelidiki penanganan pandemi virus corona di negara itu, bahwa pemerintah sedang berupaya membeli vaksin baru untuk mendiversifikasi pasokannya.
Queiroga mengutip kemungkinan akuisisi vaksin buatan CanSino.
Perusahaan China pembuat vaksin Convidecia itu sedang mengupayakan izin untuk penggunaan darurat di Brazil, katanya.
Pemerintah Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang beraliran konservatif menghadapi kritik atas keterlambatan mengamankan pasokan vaksin untuk memerangi wabah COVID-19 di Brazil, negara yang mencatat korban jiwa paling banyak kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.
Korban jiwa akibat COVID-19 di Brazil mendekati setengah juta orang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Brazil perpanjang validitas vaksin COVID J&J menjadi 4,5 bulan
Baca juga: Presiden Brazil berencana perbolehkan penerima vaksin tak pakai masker
Baca juga: Brazil pertimbangkan perpanjang tanggal kedaluwarsa vaksin COVID J&J
Layanan darurat, tentara Brazil mengirim oksigen ke Amazonas
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021