Sore itu, seniman sekaligus perajin ondel-ondel, Suprayogi baru tiba di kediamannya di Jalan Pepaya IV, Jagakarsa, Jakarta Selatan setelah membeli sejumlah kain di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.Dipamerkan secara lebih elegan dan biar kami juga kenalkan revitalisasi TIM
Kain aneka warna itu akan ia desain menjadi busana ondel-ondel, boneka raksasa yang merupakan salah satu ikon Kota Jakarta.
Ada 10 ondel-ondel yang akan dibuat di rumahnya sejak tiga hari menjelang HUT ke-494 DKI Jakarta, 22 Juni 2021.
Ondel-ondel itu dipamerkan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta Pusat, 22-30 Juni 2021.
Suprayogi tak bekerja sendiri. Ia berbagi tugas dengan perajin lain untuk membuat ondel-ondel raksasa setinggi 4,94 meter, menyesuaikan dengan usia Jakarta.
Bertempat di kediamannya yang berada di belakang Masjid Al Mutmainah, Jagakarsa, pria lulusan Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia IKIP Jakarta 1990 itu mengajak dua perajin untuk membuat kerangka onde-ondel.
Komarul Anwar, perajin ondel-ondel asal Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sedang sibuk membelah bambu yang akan dijadikan sebagai rangka utama boneka raksasa itu.
Tangan kirinya memegang erat bilah bambu dan tangan kanannya cekatan merapikan serat-serat halus bambu apus menggunakan parang.
Baca juga: HUT DKI, ondel-ondel raksasa bakal dipamerkan di TIM
Bersama sang ayah, Asik Permana, mereka mengebut pengerjaan kerangka badan untuk lima karakter ondel-ondel pria dan lima karakter wanita.
Untuk memperkokoh kerangka bambu, mereka juga menambahkan rangka besi dengan bobot masing-masing ondel-ondel diperkirakan mencapai sekitar 40 kilogram.
Sedangkan untuk pengerjaan wajah ondel-ondel, Suprayogi juga menggandeng perajin lainnya, salah satunya Kevin Prokoso yang masih berusia 22 tahun.
Desain wajah ondel-ondel menggunakan bahan fiber dan akan dicat warna-warni menyesuaikan karakter ondel-ondel.
Untuk karakter pria, wajahnya berwarna oranye, ungu, biru, hijau tua dan merah. Sedangkan karakter wanita, wajahnya berwarna hijau muda, biru toska, merah muda, kuning, dan abu-abu.
Total ada sekitar 25 orang perajin yang terlibat membuat 10 boneka raksasa itu termasuk penjahit, pernak pernik hingga hiasan kepala ondel-ondel.
Inisiatif pameran
Suprayogi bukan orang baru di dunia seni dan budaya ondel-ondel karena sudah ia geluti sejak 1999.
Bahkan, ia sudah mengantongi sembilan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI), salah satunya membuat ondel-ondel setinggi 16 meter pada Desember 2001.
Baca juga: Nuansa berbeda menyertai HUT DKI Jakarta
Ia memiliki beberapa alasan terkait inisiatif memamerkan ondel-ondel di TIM pada 22-30 Juni 2021.
Selain menjadi salah satu ikon budaya Betawi dan Jakarta, Suprayogi mengharapkan melalui pameran itu masyarakat lebih mengenal ondel-ondel secara utuh sehingga berkembang ke arah lebih positif demi pelestarian budaya dan kemaslahatan bersama.
Para seniman menilai pameran khusus itu akan menjadi wadah yang menampung ekspresi berkreasi dan melestarikan seni dan budaya asli masyarakat Betawi.
Dalam pameran itu, ondel-ondel yang dipajang memiliki bentuk dan standar yang lebih dari yang selama ini banyak ditemui di jalanan.
“Dipamerkan secara lebih elegan dan biar kami juga kenalkan revitalisasi TIM,” kata Suprayogi.
Dengan latar belakang proses revitalisasi kawasan Pusat Kesenian Jakarta TIM, pameran ondel-ondel akan memberikan warna baru dalam merayakan HUT ke-494 Jakarta.
Adapun tujuan revitalisasi itu adalah menjadikan TIM sebagai pusat kebudayaan dan kesenian.
Ia juga mengharapkan pameran ondel-ondel itu membangkitkan muruah ikon Jakarta termasuk para seniman di tengah tantangan pandemi COVID-19.
Baca juga: Wagub DKI: Penertibkan ondel-ondel untuk menjaga keluhuran budaya
Pandemi dari penyakit yang disebabkan virus SARS CoV-2 itu menghantam operasional berkesenian termasuk perajin di dalamnya.
Biasanya, sebelum pandemi, dalam satu bulan pemesanan pembuatan ondel-ondel datang dari instansi pemerintah hingga swasta termasuk kegiatan untuk hajatan maupun seni budaya lain.
Namun, selama setahun lebih pandemi COVID-19, kegiatan berkesenian nyaris lumpuh.
Meski begitu, kreativitas para perajin dan seniman tidak boleh berhenti untuk menghasilkan karya seni berupa ondel-ondel di tengah pembatasan sosial dampak dari COVID-19.
Senada dengan Suprayogi, Manajer Komunikasi Revitalisasi TIM Yeni Fatmawati mengatakan pameran ondel-ondel itu diharapkan mengangkat muruah ikon Jakarta, termasuk para seniman yang terkena dampak pandemi.
Seperti diketahui, pandemi penyakit dari virus SARS CoV-2 itu memang memberi dampak luar biasa terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, termasuk dalam berkesenian
"Tujuan pameran ini pertama untuk merayakan HUT Jakarta dengan salah satu ikonnya ondel-ondel dan sekaligus memberdayakan seniman terkena dampak COVID-19," imbuhnya.
Adapun lima ondel-ondel karakter pria dan lima ondel-ondel karakter wanita akan dipamerkan di depan Plaza Gedung Parkir Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta TIM.
Angka lima pasang melambangkan sila dalam Pancasila yang harus selalu dijaga dalam kehidupan di Jakarta, sekaligus total angka 10 melambangkan nilai sempurna.
Baca juga: Mengenal 40 motif batik betawi Terogong di Jakarta Selatan
Hasil kolaborasi
Pameran ondel-ondel tersebut, lanjut dia, terwujud atas inisiatif Majelis Seniman TIM Masjid Amir Hamzah yang berkolaborasi bersama Yayasan Jakarta Sigap Senusa (JSS) dengan didukung BUMD DKI Jakarta yakni PT Jakarta Propertindo (JakPro).
JSS merupakan agregator untuk program Kolaborasi Sosial Berskala Besar/KSSB UMKM yang berperan dalam pendampingan untuk membangkitkan ekonomi kecil para seniman sesuai tema HUT DKI tahun ini, “Jakarta Bangkit”.
Ondel-ondel merupakan satu dari delapan ikon budaya Betawi yang menjadi ciri khas Jakarta di antaranya kembang kelapa, ornamen gigi balang, baju sadariah, kebaya kerancang, batik Betawi, kerak telor dan bir pletok.
Ikon-ikon tersebut sudah tercantum di dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 11 tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi.
Perda itu juga sudah diatur teknisnya dalam Peraturan Gubernur DKI Nomor 229 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi.
Seluruh gedung pemerintahan hingga sekolah dihiasi salah satunya dengan ondel-ondel, salah satu simbol budaya Betawi.
Menghidupkan seni budaya harus diimbangi dengan wadah, salah satunya melalui pameran itu agar pelaku seni dapat terus menumbuhkan kreasi sekaligus melestarikan tradisi budaya di tengah pandemi.
Tak hanya itu, diharapkan menyegarkan kembali semangat para perajin UMKM ondel-ondel.
Dengan kata lain, para seniman dan UMKM di DKI Jakarta dapat bangkit untuk terus berkarya, meski pameran itu bukan segalanya tapi diharapkan menjadi salah satu usaha untuk membangkitkan mereka.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021