"Pariwisata dan ekonomi kreatif bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Mereka saling memberikan dampak. Terutama para pelaku ekonomi kreatif, yang menurut UU No. 24/2019, didefinisikan sebagai nilai tambah kekayaan intelektual yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan warisan budaya," kata Neil dalam diskusi daring, Minggu.
Lebih lanjut, Neil memaparkan bahwa setidaknya 97 persen lapangan kerja di Indonesia berada di sektor UMKM, dan 70 persen dari pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif adalah UMKM.
"UMKM berperan penting dalam meningkatkan perekonomian nasional dengan kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen di tahun 2020; dengan targetnya di 2021 adalah 62,36 persen dan 65 persen di tahun 2024," kata dia.
Sebagai informasi, berdasarkan data Focus Economy Outlook 2020, ekonomi kreatif menyumbang sebesar Rp1.100 triliun terhadap PDB Indonesia sepanjang tahun 2020.
Neil kemudian mengatakan Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk PDB nasional dari sumbangan di sektor ekonomi kreatif. Sehingga, masih ada peluang dan harapan besar bagi para pelaku UMKM untuk berkontribusi dalam roda ekonomi nasional.
"Untuk mencapai tujuan itu, peran ekonomi kreatif diharapkan dapat membantu membangkitkan sektor UMKM," ujarnya menambahkan.
Mengenai peran tersebut, Neil mengatakan bahwa ekonomi kreatif secara tidak langsung mengarahkan dan mencoba menciptakan wirausahawan yang andal dalam berbagai bidang.
"Pondasi dari sebuah usaha adalah SDM dan sumber daya alam (SDA) yang merupakan faktor internal, serta ditambah dengan inovasi dan kreativitas yang menambahkan nilai pada produk yang dihasilkan, sehingga mampu bersaing," ujar dia.
Baca juga: BSI dan Shopee latih 1000 UMKM "go digital"
Baca juga: Sistem "dropship" mudahkan usahawan pemula berbisnis online
Baca juga: Afterbreak, kisah sukses startup kuliner lobster lewati pandemi
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021