"Berkurangnya permintaan ekspor membuat Pemprov Sulut berusaha mencari pembeli ke kota lain selain Narita yang ada di Jepang, kami juga akan mengadakan misi dagang ke Jepang," ujar Tienneke dalam rapat evaluasi peningkatan volume ekspor Sulut melalui penerbangan Manado-Narita, Jepang, di Manado, Rabu (30/6)
Jaringan yang akan diperluas untuk meningkatkan pembeli yaitu membuka koneksi ke Ohio, Yokohama dan kota-kota lainnya.
Dia menambahkan, permintaan pembelian ikan ke berkurang di mana ekspor ikan yang biasanya sebanyak dua ton, kini tinggal 200 kilogram.
“Buyer atau pembeli berkurang. Biasanya volume dua ton kini kurang 200 kilogram. Bahkan beberapa hari lalu, tidak ada ekspor ikan tuna ke Jepang. Tapi kami tetap jalin hubungan, tetap jalan,” ungkapnya.
Baca juga: Dinas Lampung: Ekspor perikanan naik 2,3 persen periode Januari-Mei
Gubernur Sulut Olly Dondokambey bergerak cepat menyikapi persoalan penurunan volume ekspor ke Jepang tersebut dengan menghubungi Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono.
“Menteri akan ke Manado. Nanti kita diskusikan,” tutur Gubernur.
Olly kemudian menyampaikan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Kapal-kapal yang mangkrak akan kita operasionalkan kembali. Pemprov Sulut juga akan menjalin kerja sama dengan Pemprov Maluku. Ini dilakukan supaya ikan tambah banyak begitu juga ekspor meningkat,” jelasnya.
Tak hanya itu, pemerintah provinsi berjanji membantu subsidi dalam hal ekspor.
“Kalau kurang kapasitas kita subsidi biaya angkutan,” tandasnya.
Baca juga: KKP yakini peningkatan ekspor ungkit kinerja ekonomi masa pandemi
Baca juga: Anggota DPR sayangkan kondisi keamanan produk ekspor perikanan
Baca juga: KKP: Unit Pengolahan Ikan harus terapkan Sanitasi-Higiene Plus
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021