Presiden Komite Olimpiade Samoa Patrick Fepuleai mengatakan sebelas atlet Samoa telah lolos ke Olimpiade. Namun dari jumlah tersebut, hanya tiga yang berbasis di Samoa dan telah dilarang mengikuti Olimpiade yang akan digelar pada akhir bulan ini.
"Kami masih dalam status keadaan darurat, kami terkunci," ujar Patrick dikutip dari Reuters, Kamis.
Meski demikian, negara Kepulauan Pasifik itu tetap hadir di Olimpiade karena atlet lain yang sudah berada di luar negeri diperbolehkan untuk datang.
Baca juga: Kasus infeksi meningkat, Jepang akan perpanjang pembatasan COVID-19
Baca juga: Jepang batasi atlet yang hadir di acara pembukaan Olimpiade
Sementara itu, ketua angkat besi Samoa Tuaopepe Jerry Wallwork mengaku kecewa dengan kabar penarikan atlet tersebut.
"Ini mengerikan, mengecewakan, sangat mengecewakan," ungkap Wallwork.
"Akan ada dampak besar bagi para atlet. Kami menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan diri menghadapi acara tersebut (Olimpiade Tokyo)," tambahnya.
Olimpiade Tokyo 2020 akan dimulai pada 23 Juli, setelah tertunda satu tahun karena pandemi COVID-19. Namun jajak pendapat menunjukkan mayoritas masyarakat Jepang masih menentang penyelenggaraan ajang tersebut.
Pakar kesehatan mengatakan penyelenggaraan Olimpiade dapat menimbulkan klaster dan menularkan varian virus baru yang lebih kuat. Untuk itu, Jepang akan memperluas tindakan pencegahan virus corona.
Baca juga: Ibu menyusui bakal diizinkan bawa anak ke Olimpiade Tokyo
Baca juga: JOC berencana patroli siber pantau ujaran kebencian saat Olimpiade
Baca juga: Kirab obor Olimpiade di Tokyo sebagian tidak digelar di jalan umum
Pewarta: Gheovano Alfiqi/Fitri Supratiwi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021