"Kami mengapresiasi sekaligus memohon dukungan masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat, apapun yang dilakukan pemerintah akan sia-sia," kata Wakil Ketua Harian Satgas COVID-19 Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Senin.
Tjetjep menyampaikan masyarakat tidak perlu takut dengan digunakannya SMKN 3 sebagai tempat karantina terpadu akan membahayakan penduduk sekitar, karena Pemprov Kepri melalui BPBD telah mengantisipasi dan merencanakan dengan matang aspek penangananan para suspek positif COVID-19.
"Kita jaga betul-betul area karantina tersebut supaya steril dari masyarakat umum dan anak-anak. Tidak perlu khawatir, karena tempatnya dijaga 24 jam," ujar Tjetjep.
Baca juga: Batam targetkan vaksinasi remaja selesai 10 hari
Baca juga: Jumlah pasien COVID-19 di Kepri bertambah 648 orang
Dia menegaskan justru karantina terpadu lebih aman dibandingkan dengan karantina mandiri di rumah. Sebab, banyak ditemukan suspek positif yang karantina mandiri di rumah masih keluar berpergian keluar rumah tanpa memikirkan bahaya menularkan COVID-19 kepada orang lain.
"Orang-orang yang karantina mandiri itu yang membuat penyebaran COVID-19 makin tinggi, karena tidak ada yang mengawasi mereka. Tidak ada yang memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, sehingga bisa keluar rumah," ungkapnya.
Sementara, Ketua Satgas COVID-19 Kota Tanjungpinang Riono mengatakan tempat karantina untuk warga Tanjungpinang di Lohas Resort di Bintan sudah penuh. Padahal, kapasitas tempat tidur di Lohas sudah ditingkatkan dari 140 tempat tidur ke 182 tempat tidur.
Oleh karena itu, Pemprov Kepri sebagai pemegang wewenang untuk sekolah tingkat atas di Kepri menyediakan SMK Negeri 3 sebagai tempat karantina terpadu cadangan.
"Dipilihnya SMKN 3 karena dari sarana dan prasarana sudah memadai, jadi ini hanya sebagai cadangan apabila Lohas memang sudah penuh, semoga kita tidak perlu memakai sekolah ini," ujar Riono.
Riono pun menekankan kepada masyarakat bahwa yang ditempatkan di SMKN 3 bukan orang yang sakit, tetapi hanya mereka yang berbadan sehat, namun teridentifikasi positif COVID-19 atau sering disebut sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Jadi bukan yang bergejala berat nanti yang di sana, yang tidak bergejala saja supaya mudah kita kontrol," ucap Riono.
Sampai dengan Sabtu (3/7), kasus aktif positif COVID-19 di Kota Tanjungpinang mencapai 1.104 orang dengan orang yang dikarantina mandiri sebanyak 830 orang. Untuk karantina terpadu SMK Negeri 3, Pemprov Kepri dan Pemkot Tanjungpinang menyiapkan 80 tempat tidur.*
Baca juga: Pasien COVID-19 di Kepri meninggal dunia bertambah 14 orang
Baca juga: Batam bersiap vaksinasi 118.371 anak 12-18 tahun
Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021