Ratusan petani keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membersihkan danau vulkanik itu dari enceng gondok, limbah rumah tangga dan keramba yang tidak produktif untuk mengurangi pencemaran.masyarakat selingkar Danau Maninjau siap mewariskan mata air, bukan air mata
Sekretaris Umum Asosiasi Petani dan Pedagang Ikan Salingka Danau Maninjau (AP2ISDM) Agam, Refrismen di Lubukbasung, Kamis, mengatakan pembersihan enceng gondok, limbah rumah tangga dan keramba jaring apung yang rusak itu dilakukan di Talao, Nagari Koto Malintang, Kamis.
"Enceng gondok dan keramba jaring apung tidak produktif itu kita keluarkan dari dalam danau dan dibuang ke lokasi yang telah disediakan menggunakan mobil dan becak motor," katanya.
Baca juga: Revitalisasi Danau Maninjau dimulai dengan mengangkat KJA terbengkalai
Ia mengatakan petani berhasil mengeluarkan delapan petak keramba jaring apung yang tidak produktif, sekitar tiga ton enceng gondok dan limbah rumah tangga.
Kegiatan ini rencananya bakal digelar setiap minggunya di delapan nagari. Pada Kamis (15/7), gotong royong pembersihan danau itu bakal digelar di Nagari Anam Koto Koto Gadang.
"Pembersihan danau itu melibatkan petani, pekerja, pedagang dan lainnya di bawah pengawasan AP2ISDM. Ini dalam menampakkan etika baik petani untuk membersihkan danau," katanya.
Baca juga: Luhut minta revitalisasi Danau Maninjau segera dilakukan
Terkait pengalihan usaha dari danau ke daratan, tambahnya, petani sepakat dengan adanya program alternatif lain.
Tetapi harus ada duduk bersama dalam membahas program itu apa bentuknya dan butuh kajian lainnya dari pemerintah, karena masyarakat tidak memiliki tim ahli dalam mengkajinya.
"Kami sepakat bagaimana pemerintah memberikan sentuhan pada masyarakat dan kalau perlu masyarakat yang keluar dari Danau Maninjau apabila program alternatif sudah berjalan dengan baik," katanya.
Baca juga: Tokoh Adat Agam dukung pemerintah selamatkan Danau Maninjau
Dengan kondisi itu, pemerintah tidak perlu lagi untuk mengeluarkan keramba jaring apung dari dalam danau, karena masyarakat tidak menolak program itu setelah ekonomi mereka membaik.
Untuk menyedot sedimen di dalam danau, secara teknis dan ilmiah pemerintah yang mengerti program itu.
Intinya, masyarakat siap mendukung program tersebut dengan harapan terwujud danau bersih yang bisa diwariskan ke anak cucu berupa mata air, bukan air mata.
"Artinya masyarakat selingkar Danau Maninjau siap mewariskan mata air, bukan air mata," katanya.
Baca juga: Antisipasi pencemaran, petani tak boleh tambah KJA di Danau Maninjau
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021