Pembatasan tersebut tertuang dalam Garis Panduan Pelaksanaan Aktifitas Keagamaan di Masjid dan Surau Wilayah-Wilayah Persekutuan dalam tempo Rencana Pemulihan Negara Berfase di Kuala Lumpur, Jumat, yang disetujui oleh Yang di-Pertuan Agong atau Raja Malaysia .
Wilayah persekutuan meliputi Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan yang berdekatan dengan Kalimantan.
Selain warga negara Malaysia mereka yang diperbolehkan ke masjid adalah anak kariah (orang yang tinggal di masjid), beresiko rendah COVID-19 dalam aplikasi MySejahtera, tidak batuk dan sesak nafas, penduduk tetap dan biasa sholat di masjid, staf kedutaan dan petugas keamanan.
Untuk kawasan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau total lockdown, sholat jumat dan Idul Adha di masjid wilayah persekutuan dibatasi hanya 40 orang, sholat wajib 100 orang sedangkan sholat jumat dan Idul Adha di surau dibatasi 50 orang dan sholat wajib 30 orang.
Sedangkan untuk kawasan PKP diperketat semua masjid dan surau hanya diperkenankan tiga orang untuk sholat wajib berjamaah saja.
Kantor Agama Islam Wilayah Persekutuan Malaysia juga menghimbau agar warga usia lanjut dan anak-anak tidak dianjurkan ke masjid atau surau untuk semua aktivitas keagamaan sepanjang tempo PKP dan PKP Diperketatkan.
Mereka juga menganjurkan agar Program Wilayah Persekutuan Bermunajat hendaklah diadakan pada setiap hari selepas sholat Maghrib.
Jamaah yang hadir sholat fardu Maghrib boleh menyertai zikir munajat di tempat sholatnya hingga solat Isyak didirikan.
Sementara itu di Masjid Jamek Sultan Abdul Samad Jalan Tun Perak Kuala Lumpur sejumlah warga asing dan warga setempat yang tidak bisa masuk ke masjid sholat di tepi sungai dekat masjid tersebut.
Hingga Jumat (9/7) kasus harian COVID-19 di Malaysia meningkat mencapai 9.180 kasus dan Kuala Lumpur menyumbang 1.271 kasus.
Baca juga: Pakatan Harapan minta PM Muhyiddin Yasin mundur dengan hormat
Baca juga: UMNO tarik dukungan ke Perdana Menteri Muhyiddin Yasin
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021