• Beranda
  • Berita
  • Psikiater UGM: Dukungan sosial sangat diperlukan pasien COVID-19

Psikiater UGM: Dukungan sosial sangat diperlukan pasien COVID-19

10 Juli 2021 12:12 WIB
Psikiater UGM: Dukungan sosial sangat diperlukan pasien COVID-19
Kerabat dari warga yang melakukan isolasi mandiri COVID-19 menerima bantuan dari pengurus RW di rumahnya kawasan Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). Bantuan berupa sembako, vitamin dan obat-obatan dari Puskesmas hasil swadaya masyarakat kawasan tersebut diberikan kepada warga guna membantu kebutuhan saat isolasi mandiri COVID-19. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.)
Psikiater dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ronny Tri Wirasto menyebut dukungan sosial sangat diperlukan dalam kondisi pandemi COVID-19, khususnya bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri atau isoman.

"Perlu ada dukungan sosial atau masyarakat dan ini perlu ditingkatkan," kata Ronny Tri Wirasto melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Sabtu.

Dukungan dari keluarga terdekat maupun masyarakat, menurut dia, dapat mengurai masalah atau stresor saat isoman. Dukungan dari masyarakat juga diperlukan untuk memberikan jaminan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar saat menjalani isoman.

Baca juga: Psikiater: Penyintas COVID-19 bisa alami distorsi psikologis

Ia mengimbau bagi yang menjalani isoman tidak ragu melakukan konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan terkait keluhan yang dirasakan. Dengan begitu, jika ada perubahan derajat gejala bisa segera terdeteksi atau tertangani.

Ronny menyebut rasa cemas, khawatir, serta ketakutan tak dimungkiri sering muncul saat isolasi mandiri. Kondisi tersebut merupakan hal yang umum terjadi, tapi jangan dibiarkan begitu saja untuk menjaga kondisi mental agar tetap sehat.

Menurut dia, isoman merupakan sebuah kondisi yang menimbulkan gap, baik secara fisik, emosi, maupun finansial. Gap tersebut berpotensi memunculkan sejumlah persoalan.

Secara umum, permasalahan yang kerap terjadi saat isoman adalah ketakutan menghadapi penyakit itu sendiri, ketakutan saat isoman, serta kebosanan serta frustrasi.

Oleh sebab itu, menurut dia, pasien COVID-19 juga perlu membatasi menonton, membaca, atau mendengar berita maupun cerita baru terkait COVID-19, termasuk melalui media sosial. "Pembatasan bisa berupa waktu, jumlah, topik atau sumbernya. Atur waktu dalam pembatasan ini," kata dia.

Baca juga: Rekomendasi psikiater dan psikolog dalam pengobatan pasien COVID-19

Baca juga: Psikiater: Pandemi COVID-19 picu orang gunakan narkotika


Cara lain, lanjut dia, adalah dengan melakukan perawatan tubuh secara optimal mulai dari kebersihan hingga aktivitas fisik. Beberapa tambahan aktivitas fisik yang dapat dilakukan, seperti melakukan latihan bernafas dalam, peregangan, atau meditasi yang terarah.

Slain itu, mengatur makanan dengan pola seimbang serta melakukan olahraga ringan secara teratur. "Hindari konsumsi alkohol dan rokok," imbuhnya.

Tak kalah penting, lanjutnya, tetap terhubung dengan orang lain, baik keluarga, kerabat, maupun teman. Selalu berkomunikasi untuk membagi kondisi dan perasaan saat ini. Komunikasi dapat dilakukan melalui sosial media, daring maupun via telepon.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021