Pemerintah menugaskan BUMN sektor peternakan khususnya ayam broiler untuk melakukan intervensi di lapangan guna menjaga stabilitas harga perunggasan mulai dari day old chicken (DOC) atau bibit ayam broiler hingga ayam hidup dan karkas di tingkat peternak rakyat.Diperlukan berbagai upaya agar bagaimana peternak ini bisa tetap melanjutkan usahanya, dan inilah skema pengadaan DOC khusus untuk peternak rakyat melalui penugasan BUMN
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Pataka secara daring di Jakarta, Kamis, mengatakan salah satu BUMN klaster pangan yakni PT Berdikari (Persero) untuk melakukan beberapa intervensi.
"Diperlukan berbagai upaya agar bagaimana peternak ini bisa tetap melanjutkan usahanya, dan inilah skema pengadaan DOC khusus untuk peternak rakyat melalui penugasan BUMN," kata Oke.
Dia menjelaskan kondisi saat ini di mana terjadi kenaikan harga DOC dan kenaikan harga jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak yang mengakibatkan naiknya harga pokok produksi (HPP) di industri ayam broiler khususnya di kalangan peternak rakyat. Sementara harga jual livebird atau ayam hidup siap potong terus menurun hingga di bawah HPP.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga DOC final stock broiler di minggu ketiga Juli 2021 turun 20 persen dibanding bulan lalu, yaitu berkisar Rp5.225 per kg, namun berada 4,5 persen dari batas bawah penjualan tingkat peternak berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020.
Sementara harga pakan ayam broiler minggu ketiga Juli berkisar di Rp8.025 per kg atau naik 0,75 persen dibanding bulan lalu. Harga tersebut berada 10,7 persen di atas harga pakan penyusun struktur harga acuan.
Kenaikan harga pakan disebabkan oleh meningkatnya bahan baku pakan ternak, baik lokal maupun impor. Harga komoditas jagung sebagai salah satu komponen utama pakan ternak naik dari awal tahun 2021. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, harga pembelian jagung pada Juni 2021 sebesar Rp5.700 per kg atau naik 43,9 persen dibandingkan Juni 2020. Harga tersebut 27 persen di atas harga acuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020.
Kenaikan harga pakan ternak dan DOC tersebut berdampak pada HPP ayam broiler di tingkat peternak. Oke mengatakan HPP broiler saat ini Rp18.890 per kg, atau 4 persen di atas HPP ayam ras di tingkat wajar yaitu Rp18.125 per kg.
Dengan penugasan BUMN PT Berdikari (Persero), para peternak rakyat bisa membeli DOC dengan harga yang tetap tanpa ada fluktuasi untuk bisa menekan HPP ayam broiler. Selama ini para peternak rakyat membeli DOC kepada industri perunggasan besar dengan harga yang sudah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya penugasan BUMN klaster pangan ini diharapkan peternak rakyat bisa membeli DOC dengan harga yang jauh lebih murah.
Namun Oke mengakui bahwa penugasan BUMN PT Berdikari (Persero) ini belum maksimal karena keterbatasan kapasitas perusahaan. "Dan saat ini dengan keterbatasan BUMN yang dalam hal ini ditugaskan adalah PT Berdikari baru bisa menyediakan pasokan DOC dengan harga yang tetap terhadap peternak yang terdaftar di Berdikari, belum menyeluruh karena keterbatasannya," kata Oke.
Baca juga: Asosiasi peternak jawab mitos ayam pedaging disuntik hormon
Baca juga: Kementan: Pembelian ayam ras milik peternak mandiri mulai berjalan
Baca juga: Kemendag buat aturan harga acuan dinamis atasi fluktuasi harga pakan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021