Kegiatan itu diselenggarakan selama dua hari pada 24-25 Juli 2021 di Pratteln dan dikunjungi ratusan pengunjung di Swiss yang ingin menikmati bazar musim panas, kuliner dan produk Indonesia serta pergelaran seni dan tari tradisional Indonesia, menurut keterangan KBRI Bern yang diterima di Jakarta, Selasa.
Kegiatan itu, yang dilaksanakan saat dimulainya pelonggaran kembali pembatasan sosial oleh pemerintah Swiss sejak Juni, terlaksana atas kerja sama antara KBRI Bern, Kementerian Perdagangan RI, Verein Indonesia-Schweiz, dan Sinar Indonesia GmbH.
Baca juga: Kemenperin: Swiss dukung RI majukan vokasi industri
Kegiatan "Remarkable Indonesia Fair" merupakan bagian dari upaya promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi di Indonesia bagi masyarakat di Swiss.
Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad bersama dengan Wali Kota Pratteln Stephan Burgunder hadir dan membuka secara resmi kegiatan itu.
Dubes Muliaman menyampaikan bahwa saat ini terbuka kembali kesempatan untuk melakukan promosi setelah pemerintah Swiss memberikan pelonggaran bagi kegiatan masyarakat.
Dia mengatakan bahwa penyelenggaraan kegiatan "Remarkable Indonesia Fair" terlaksana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku dari pemerintah Swiss.
Baca juga: Mendag: Hasil referendum Swiss beri angin segar IE--CEPA
Sejak 26 Juni, pemerintah Swiss mulai melakukan relaksasi kebijakan termasuk telah memperbolehkan penyelenggaraan acara dengan skala yang lebih besar.
Kegiatan "Remarkable Indonesia Fair" menampilkan berbagai gerai/paviliun Indonesia dengan kategori makanan dan minuman serta kategori non-makanan. Pada acara tersebut, pengunjung dapat menikmati kuliner nusantara dan suguhan kopi asal berbagai daerah di Indonesia.
Para pengunjung juga dapat menyaksikan penampilan tari tradisional Indonesia, seperti tari tortor Sumatera Utara, tari klasik golek Yogyakarta, tari topeng pajegan Bali, tari Dayak Kalimatan Barat, tari piring Sumatera Barat dan permainan alat musik angklung. Selain itu, ada pemutaran video tentang pariwisata dan perdagangan Indonesia.
Hubungan Indonesia-Swiss telah semakin meningkat tidak saja antarpemerintah tetapi juga antarpebisnis, dan antarmasyarakat.
Hubungan Indonesia-Swiss akan semakin baik dan diharapkan akan terus membaik setelah semua pihak melakukan ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Negara-negara Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (Indonesia-EFTA CEPA).
Baca juga: Isu sawit jadi fokus pemungutan suara tentang perdagangan Swiss-RI
Menurut Administrasi Bea Cukai Federal (FCA) Swiss, total nilai ekspor Indonesia ke Swiss pada periode Januari-Juni 2021 mencapai 888 juta dolar AS. Sementara nilai impor Indonesia dari Swiss sebesar 173 juta dolar AS.
Dengan demikian, perdagangan Indonesia-Swiss mencatat surplus bagi Indonesia sebesar 715 juta dolar AS pada periode Januari-Juni 2021, atau surplus senilai Rp 10,3 triliun.
Tahun 2021 merupakan tahun perayaan peringatan 70 tahun hubungan Indonesia dengan Swiss, sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada 1951.
Kemajuan hubungan Indonesia-Swiss yang sudah dicapai diharapkan akan terus meningkat dengan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat kemitraan, khususnya dalam hubungan ekonomi serta komitmen dukungan Swiss dalam kemitraan ekonomi komprehensif melalui Indonesia-EFTA CEPA.
Baca juga: Swiss kirim 600 oksigen konsentrator ke Jakarta
Baca juga: Indonesia berhasil catat surplus perdagangan dengan Swiss
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021