Carteris bahkan menyebut Disney agar merasa malu atas perlakuannya terhadap pemain pahlawan super itu.
Johansson mengajukan gugatan minggu lalu mengklaim bahwa studio melanggar kontraknya dengan merilis film Marvel "Black Widow" di Disney+ dan pada saat yang sama dirilis di bioskop.
Diarsipkan di Pengadilan Tinggi Los Angeles, gugatan itu membidik fenomena baru dari perang streaming studio, rilis hari dan tanggal di bioskop dan di platform streaming pada waktu yang sama.
Baca juga: "Black Widow" sumbang pendapatan besar untuk bioskop Amerika
Presiden SAG-AFTRA, Gabrielle Carteris menggemakan sentimen tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Disney seharusnya malu pada diri mereka sendiri karena menggunakan taktik mempermalukan dan intimidasi gender. Aktor harus diberi kompensasi untuk pekerjaan mereka sesuai dengan kontrak mereka," kata Carteris dilansir Deadline pada Sabtu.
"Scarlett Johansson menyoroti pergeseran kompensasi yang tidak tepat, yang coba dilakukan oleh perusahaan ketika model distribusi berubah. Tak seorang pun di bidang pekerjaan apa pun harus menjadi korban pengurangan mengejutkan dalam kompensasi yang diharapkan," lanjut Carteris.
Lebih lanjut Carteris mengatakan, apa yang dilakukan Disney tidak masuk akal dan tidak adil. Disney dan perusahaan konten lainnya telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik dan tentu dapat memenuhi kewajiban untuk memberi kompensasi kepada para pemain, sebab bakatnya telah memberi keuntungan pada perusahaan.
"Selain itu, kami sangat prihatin dengan nada gender dari kritik Disney terhadap Ms. Johansson. Perempuan 'tidak berperasaan' ketika mereka berdiri dan memperjuangkan upah yang adil – mereka adalah pemimpin dan pembela keadilan ekonomi," kata Carteris.
"Wanita telah menjadi korban ketidakadilan gaji selama beberapa dekade, dan mereka telah menjadi korban lebih lanjut oleh komentar seperti yang ada dalam pernyataan pers Disney. Serangan semacam ini tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan SAG-AFTRA akan terus membela anggota kita dari segala bentuk bias," imbuhnya.
Disney membalas gugatan yang diajukan 29 Juli, dengan mengatakan bahwa Johansson menunjukkan pengabaian yang tidak berperasaan terhadap pandemi COVID-19. Dia juga mengungkapkan bahwa sejauh ini Johansson telah menerima 20 juta dolar AS dari "Black Widow", sebuah kompensasi untuk bintang yang bisa dibilang langka.
Organisasi-organisasi seperti Women In Film, ReFrame, dan Time's Up mengkritik upaya Disney yang menggambarkan Johansson sebagai orang yang tidak peka atau egois karena membela hak bisnis kontraktualnya.
Baca juga: Giliran Emma Stone dikabarkan akan tuntut Disney
Baca juga: Disney cuek atas gugatan "Black Widow" Scarlett Johansson
Baca juga: Scarlett Johansson gugat Disney karena langgar kontrak "Black Widow"
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021