Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menargetkan merestorasi 1,2 juta hektare lahan gambut yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia.
"Pada periode 2021 hingga 2024, BRGM memiliki target restorasi 1,2 juta hektare lahan gambut," kata Kepala Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua Jany Tri Raharjo saat dialog viq daring yang diikuti dari Palangka Raya, Selasa.
Dia menerangkan ketujuh provinsi yang menjadi target restorasi tersebut adalah Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.
Pendekatan dan teknik restorasi gambut tersebut dengan melakukan pembasahan kembali lahan gambut, penanaman kembali dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
Baca juga: BRGM ubah target rehabilitasi mangrove untuk 2021
Baca juga: BRGM tingkatkan partisipasi warga dalam rehabilitasi kawasan mangrove
Pada 2021 BRGM juga akan melaksanakan pembangunan 35 unit sumur bor, 809 unit sekat kanal, 325 hektare revegetasi dan 168 paket revitalisasi di tujuh provinsi sasaran.
Kegiatan pemulihan tersebut ditargetkan berdampak pada wilayah seluas 300.000 hektare dan untuk pemulihan fungsi hidrologis ekosistem gambut agar tetap basah atau kering sehingga menurunkan risiko kebakaran lahan gambut.
"Sementara itu sampai saat ini, di tujuh provinsi tersebut telah tercatat 15.594 sumur bor, 7.133 sekat kanal dan 431 titik penimbunan kanal," kata Jany.
Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari saat membuka dialog pengelolaan lahan gambut wilayah Kalimantan secara daring itu mengatakan penanganan lahan gambut menjadi tanggung jawab bersama.
"Kegiatan BRG yang kini dilanjutkan BRGM bersama pemerintah daerah tak ada artinya jika tak didukung semua pihak terutama masyarakat yang terdampak langsung," katanya.
Untuk itu sebagai pihak yang memfasilitasi restorasi gambut dia berharap dukungan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat dalam mengantisipasi karhutla dan pemanfaatan ekosistem gambut secara bijak.
Sementara itu turut sebagai pemateri dalam dialog daring tersebut seperti Guru Besar IPB Prof Dr Bambang Hero Sarjono dan pihak Dinas Lingkungan Hidup di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
Merty Ilona yang mewakili Kepala DLH Provinsi Kalimantan Tengah mengatakan saat ini sejumlah program telah dilaksanakan dalam upaya restorasi gambut.
"Ada pembuatan sumur bor dan sekat kanal. Kemudian juga ada program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian lahan gambut maupun upaya pemadaman kebakaran. Ini dilakukan agar semua terlibat dalam penanganan lahan gambut di Kalteng yang luasnya sekitar tiga juta hektare," katanya.*
Baca juga: BRGM ajak "stakeholder" perkuat rehabilitasi di Hari Mangrove Sedunia
Baca juga: BRGM: Kerusakan ekosistem mangrove kategori kritis capai 637.000 ha
"Pada periode 2021 hingga 2024, BRGM memiliki target restorasi 1,2 juta hektare lahan gambut," kata Kepala Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua Jany Tri Raharjo saat dialog viq daring yang diikuti dari Palangka Raya, Selasa.
Dia menerangkan ketujuh provinsi yang menjadi target restorasi tersebut adalah Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.
Pendekatan dan teknik restorasi gambut tersebut dengan melakukan pembasahan kembali lahan gambut, penanaman kembali dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
Baca juga: BRGM ubah target rehabilitasi mangrove untuk 2021
Baca juga: BRGM tingkatkan partisipasi warga dalam rehabilitasi kawasan mangrove
Pada 2021 BRGM juga akan melaksanakan pembangunan 35 unit sumur bor, 809 unit sekat kanal, 325 hektare revegetasi dan 168 paket revitalisasi di tujuh provinsi sasaran.
Kegiatan pemulihan tersebut ditargetkan berdampak pada wilayah seluas 300.000 hektare dan untuk pemulihan fungsi hidrologis ekosistem gambut agar tetap basah atau kering sehingga menurunkan risiko kebakaran lahan gambut.
"Sementara itu sampai saat ini, di tujuh provinsi tersebut telah tercatat 15.594 sumur bor, 7.133 sekat kanal dan 431 titik penimbunan kanal," kata Jany.
Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari saat membuka dialog pengelolaan lahan gambut wilayah Kalimantan secara daring itu mengatakan penanganan lahan gambut menjadi tanggung jawab bersama.
"Kegiatan BRG yang kini dilanjutkan BRGM bersama pemerintah daerah tak ada artinya jika tak didukung semua pihak terutama masyarakat yang terdampak langsung," katanya.
Untuk itu sebagai pihak yang memfasilitasi restorasi gambut dia berharap dukungan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat dalam mengantisipasi karhutla dan pemanfaatan ekosistem gambut secara bijak.
Sementara itu turut sebagai pemateri dalam dialog daring tersebut seperti Guru Besar IPB Prof Dr Bambang Hero Sarjono dan pihak Dinas Lingkungan Hidup di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
Merty Ilona yang mewakili Kepala DLH Provinsi Kalimantan Tengah mengatakan saat ini sejumlah program telah dilaksanakan dalam upaya restorasi gambut.
"Ada pembuatan sumur bor dan sekat kanal. Kemudian juga ada program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian lahan gambut maupun upaya pemadaman kebakaran. Ini dilakukan agar semua terlibat dalam penanganan lahan gambut di Kalteng yang luasnya sekitar tiga juta hektare," katanya.*
Baca juga: BRGM ajak "stakeholder" perkuat rehabilitasi di Hari Mangrove Sedunia
Baca juga: BRGM: Kerusakan ekosistem mangrove kategori kritis capai 637.000 ha
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021