NortonLifeLock, yang dulu dikenal sebagai Symantec Corporation dan berbasis di AS, sudah membicarakan rencana merger ini bulan lalu. Penggabungan ini akan menjadi kekuatan tambahan bagi keamanan siber lebih dari 500 juta pelanggan mereka.
Menurut CEO NortonLifeLock, Vincent Pilette, mereka unggul dalam perlindungan untuk pencurian, sementara Avast kuat dalam privasi, dikutip dari Reuters, Rabu.
Avast, asal Republik Ceko, merupakan pioner layanan "freemium", aplikasi bisa diunduh secara gratis, namun, harus membayar untuk sejumlah fitur.
Hingga akhir 2020, Avast memiliki pengguna aktif 435 juta, terdapat 16,5 juta yang merupakan pelanggan berbayar.
Symantec berubah menjadi NortonLifeLock pada 2019 sejak unit bisnis dibeli Broadcom. Perusahaan keamanan siber ini memiliki produk untuk mengatasi virus, spyware, malware dan serangan siber lainnya.
Menurut Pilette, layanan freemium dan premium bisa berdampingan. Layanan freemium bisa menjadi jalan edukasi tentang keamanan siber, kemudian menyediakan permintaan untuk produk yang lebih canggih.
Setelah merger, markas mereka akan berada di Praha, Ceko dan Tempe, Arizona, AS.
Baca juga: TVS ambil alih Norton Motorcycles Inggris
Baca juga: Tips aman memakai Wi-Fi publik
Baca juga: Survey Norton: generasi 90an kurang hati-hati saat beraktivitas online
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021