PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengoptimalkan program kemitraan UMKM petani tebu untuk mendukung pemenuhan produksi gula nasional melalui budi daya tebu di sejumlah area operasional pabrik, yang dikelola BUMN tersebut.Selain meningkatkan produktivitas hasil perkebunan tebu dan profitabilitas mitra petani, program ini juga mendukung pemenuhan produksi gula nasional
Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa penyangga, memberikan nilai tambah bagi mitra petani, memenuhi bahan baku giling pabrik gula hingga menciptakan lapangan usaha baru pendukung perkebunan tebu.
"Selain meningkatkan produktivitas hasil perkebunan tebu dan profitabilitas mitra petani, program ini juga mendukung pemenuhan produksi gula nasional," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Kemitraan budi daya tebu melalui pemberdayaan UMKM petani sinergi dengan badan usaha milik desa (BUMDes), salah satunya di Desa Pandawa, Pilangsari, Majalengka, Jawa Barat.
Kemitraan tersebut selain dapat meningkatkan perekonomian lokal juga turut berperan sebagai rantai pasok pangan komoditas gula.
Melalui program kemitraan, para petani tebu sebagai mitra RNI dilibatkan secara langsung dengan menjadi anggota BUMDes sekaligus pelaksana budi daya tebu, sedangkan BUMDes menyediakan sarana produksi, jasa pengolahan dan pemeliharaan tanaman serta tebang muat angkut.
Di hilirnya RNI Group melalui PT Rajawali II yang mengelola pabrik gula Jatitujuh turut melakukan pendampingan melalui pembinaan sistem budi daya kepada petani sekaligus sebagai penyerap (offtaker) gula petani tebu rakyat.
Kemitraan tersebut, lanjut Arief, setiap tahun terus mengalami peningkatan mitra petani untuk berbudi daya tebu tercatat mulai musim tanam (MT) 2018/2019 sebanyak 1.309 petani, MT 2019/2020 terdapat 1.826 petani, MT 2020/2021 sebanyak 1.986 petani hingga di MT 2021/2022 diupayakan peningkatan hingga sebanyak 2.752 petani tebu.
"Dari minat petani untuk budi daya tebu, kami juga melakukan perluasan lahan kebun tebu setiap tahunnya," ujar Arief.
Para mitra petani menghasilkan sistem pembelian tebu dari beberapa desa di wilayah Majalengka dan Indramayu hingga Rp100 miliar per tahun dari hasil offtaker tebu yang dilakukan RNI Group dan selanjutnya dijadikan sebagai bahan baku pemrosesan giling gula di pabrik gula Jatitujuh yang dikelola PT Rajawali II RNI Group.
Saat ini RNI sebagai BUMN klaster pangan memiliki lima pabrik gula (PG), yakni PG Krebet Baru, PG Redjo Agung, PG Candi Baru, PG Tersana Baru, dan PG Jatitujuh, yang berproduksi 283 ribu ton per tahun.
Tahun ini, RNI juga akan menjadi holding BUMN industri pangan bersama delapan perusahaan pelat merah lainnya di sektor pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, dan logistik.
Baca juga: PT RNI rencanakan optimalisasi aset lahan kebun tebu
Baca juga: PT RNI jamin harga minimal pembelian gula petani Rp10.500/Kg
Baca juga: PT RNI siap laksanakan penggilingan tebu masa tanam 2021
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021