Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak masyarakat untuk meningkatkan solidaritas dan membangun kepedulian guna menekan angka kematian akibat COVID-19.Bulan kemerdekaan ini merupakan momentum yang tepat membangun kembali semangat solidaritas
“Bulan kemerdekaan ini merupakan momentum yang tepat membangun kembali semangat solidaritas di antara anak bangsa untuk mempertahankan negeri ini dari segala ancaman, termasuk dari paparan COVID-19,” kata Lestari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ajakan tersebut ia ungkapkan ketika menyikapi angka kematian akibat COVID-19 yang belum menunjukkan perubahan signifikan, meski jumlah kasus aktif positif Virus Corona mulai menunjukkan tren penurunan.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat kasus aktif COVID-19 di Indonesia turun 28,1 persen, terhitung setelah puncaknya pada 24 Juli 2021 dengan 574.135 kasus aktif hingga sekitar tiga pekan kemudian, pada Kamis (12/8), tercatat 412.776 kasus aktif.
Akan tetapi, kasus kematian COVID-19 harian pada Kamis (12/8) bertambah 1.466 kasus. Angka pertambahan harian tersebut belum menunjukkan perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan catatan pada Sabtu (24/7) yang menunjukkan 1.415 kasus meninggal akibat COVID-19. Hingga Kamis (12/8) total kasus meninggal akibat positif Virus Corona menjadi 113.664 kasus.
Bagi Rerie, sapaan akrab Lestari, hal tersebut cukup mengkhawatirkan.
Ia menduga, belum signifikannya penurunan angka kematian akibat COVID-19, disebabkan oleh belum terbentuknya solidaritas antarwarga dan pemahaman masyarakat tentang Virus Corona yang belum memadai di sejumlah daerah.
Para pemangku kepentingan di setiap tingkat wilayah hingga RT/RW, ujarnya, harus benar-benar membangun solidaritas antarwarga yang kuat dengan berbagai upaya.
Pendekatan yang agresif dan masif terhadap warga di setiap tingkatan wilayah harus segera dilakukan, ujar Rerie, sehingga terbentuk semangat kebersamaan dalam menghadapi ancaman COVID-19 mulai dari tingkat RT/RW.
Dia menduga di sejumlah daerah masih banyak masyarakat yang menganggap terpapar COVID-19 itu sebuah aib, sehingga menyembunyikannya dari para tetangga.
“Kondisi ini harus segera diatasi lewat upaya pemahaman yang masif dan efektif, agar tidak ada lagi warga terpapar COVID-19 yang terlambat ditangani,” kata Rerie.
Baca juga: Khatib ajak masyarakat tingkatkan solidaritas di tengah pandemi
Baca juga: MUI: Tahun Baru Hijriah momentum tingkatkan solidaritas saat pandemi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021