Risma mengatakan pihaknya terus bersiaga, dan mengantisipasi bencana tersebut dengan mengarahkan balai-balai untuk upaya pencegahan wabah.
"Kita harus berusaha ke depan buat strategi balai melakukan upaya pencegahan, karena balai itulah yang terdekat dengan masyarakat di seluruh Indonesia," ujar Risma kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Mensos siapkan bansos khusus anak yatim karena COVID-19
Risma mengatakan pencegahan wabah penyakit menjadi penting, dan masyarakat harus menyadarinya. Balai-balai yang membina penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara telah diberdayakan untuk menghasilkan masker kain.
Dia mengatakan produksi masker kain akan terus didorong kecepatannya agar penerima manfaat tersebut mendapatkan penghasilan.
Selain itu, Risma mengatakan pihaknya juga mencoba memproduksi alat pelindung diri (APD) yang lebih murah dan diproduksi keluarga pemulung, penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penyandang disabilitas tuna rungu. Tentunya balai Kemensos memberikan pelatihan produksi APD pada mereka.
"Sehingga penerima manfaat bisa mendapatkan pendapatan dari itu tapi kemudian kita bisa gunakan APD itu. Kalau standarnya belum sampai sesuai medis, minimal tenaga vaksinasi bisa gunakan," ujar Risma.
Baca juga: Mensos sudah selesaikan perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
Disamping itu, Risma mengapresiasi para pekerja sosial di balai-balai Kemensos yang selalu merespon terjadinya bencana dengan keterbatasan aksesibilitas yang mereka alami.
Risma mengatakan pihaknya sudah memetakan kemampuan yang dibutuhkan balai-balai dalam menjangkau masyarakat, dan rencananya akan mempersiapkan psikolog atau psikiater di beberapa balai Kemensos untuk memaksimalkan layanan balai-balai Kemensos di tengah pandemi.
Baca juga: Kemensos aktivasi fitur "usul" dan "sanggah" di aplikasi Cek Bansos
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021