Manajer para-bulu tangkis Indonesia Sapta Kunto Purnama mengatakan hal itu dilakukan untuk memberi kesempatan kepada atlet beradaptasi dengan suhu dan kelembaban udara di Negeri Sakura.
"Kami akan menjalani latihan di Machida terlebih dahulu sebelum bergabung dengan kontingen lainnya di Tokyo," kata Kunto dalam rilis NPC Indonesia, Kamis.
"Dengan mengadakan latihan di Machida, diharapkan kondisi fisik atlet bisa beradaptasi dengan suhu dan cuaca saat pertandingan nanti,” tambahnya.
Baca juga: Kloter kedua kontingen RI bertolak menuju Paralimpiade Tokyo malam ini
Machida, sebuah kota yang berjarak sekitar 45 km dari pusat kota Tokyo, bukanlah tempat baru bagi atlet para-badminton Indonesia. Pada 2017, skuad Merah Putih pernah melakukan pelatnas di Machida sebelum tampil di Kejuaraan Dunia.
"Semua atlet sudah cukup mengenal lingkungan dan cuaca di Machida. Bahkan ada beberapa warga di sini yang masih ingat dengan nama pemain kita,” ujar Kunto.
Selama di Machida, menurut dia, tim para-badminton menginap di Hotel Rembrant dan menjalani latihan di Machida Gymnasium hingga 25 Agustus.
Sehari kemudian, mereka akan bertolak ke Kampung Atlet Paralimpiade dan berlatih kembali di Bunkyo Sports Center sebelum berlaga di Yoyogi National Stadium mulai 1 September.
Para-bulu tangkis merupakan kloter kedua kontingen Indonesia yang bertolak ke Tokyo bersama dengan para-powerlifting. Namun pemberangkatan mereka dilakukan secara terpisah.
Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Ratu parabadminton Leani Ratri Oktila
Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Pernah vakum, Dheva rajai tunggal putra
Para-badminton terbang lebih dulu ke Tokyo menggunakan maskapai All Nippon Airways (ANA) dengan nomor penerbangan NH836 dan tiba di Haneda International Airport pada 19 Agustus pukul 6.50 waktu setempat.
Setibanya di Jepang, mereka langsung menjalani PCR tes, yang kemudian diketahui semua hasilnya negatif. Setelah itu, mereka melakukan perjalanan selama 45 menit menuju Machida.
Sementara itu, para-powerlifting Indonesia memberangkatkan Ni Nengah Widiasih dan pelatih Yanti dengan maskapai yang sama dari Bandar Udara Soekarno-Hatta pada 19 Agustus pukul 6.15 WIB.
Mereka dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Narita, Tokyo pada pukul 15.50 waktu setempat dan langsung bertolak ke Kampung Atlet Paralimpiade. Ni Nengah Widiasih akan berlatih di Tokyo International Forum sebelum berlaga di tempat yang sama pada 26 Agustus.
Baca juga: Ni Nengah Widiasih bertekad perbaiki capaian di Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Tim para-renang Indonesia belum bisa latihan maksimal di Tokyo
Baca juga: Kegiatan atlet para-tenis meja Indonesia sehari setiba di Tokyo
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021