Bank Syariah dinilai menjadi representasi dari sistem keuangan yang pro sustainability
Chief of Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menyebut ekonomi syariah adalah ekonomi masa depan yang dibutuhkan masyarakat.
“Sebelum semua orang berbicara mengenai filter untuk segala sesuatu yang bersifat memberikan negative externalities, dampak buruk kepada lingkungan dan masyarakat, syariah sudah berbicara ini kebutuhan ekonomi yang ada itu difilter dengan filter syariah,” kata Banjaran saat Regional Media Workshop secara daring di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan hasil survei Deloitte, Accenture, lanjutnya, perbankan syariah memiliki potensi yang sangat besar dan bertumbuh. Potensi tersebut didorong atas tren permintaan pasar yang lebih mendukung sustainabilty, dimana aspek environment, social, dan governance dipertimbangkan.
“Bank Syariah dinilai menjadi representasi dari sistem keuangan yang pro sustainability,” ujarnya.
Baca juga: Wapres: Alhamdulilah, pertumbuhan ekonomi syariah kian menjanjikan
Ia menuturkan sebanyak 71 responden mengatakan bahwa mereka memilih bank atau credit unio yang memiliki dampak lingkungan dan sosial yang positif. Lalu sebanyak 74 persen responden menegaskan bahwa investasi bank mereka membuat uang mereka lebih etis. Serta 60 persen responden lebih memilih perbankan yang ramah lingkungan, berkelanjutan atau etis sejak awal pandemi dimulai.
“Keberadaan portofolio produk dan layanan yang sharia-compliant di setiap lembaga keuangan saat ini menjadi penting untuk memberikan opsi investasi yang berbeda dan lebih baik,” jelasnya.
Mengenai penetrasi industri syariah di Indonesia yang masih rendah di level 6,48 persen, menurutnya justru menjadi sangat menarik karena berarti masih banyak potensi syariah yang bisa dikembangkan.
Baca juga: BI: Industri kreatif syariah terus bertambah
“Kalau kita lihat CAGR-nya (the Compound Annual Growth Rate) perbankan syariah itu tumbuh dua kali lipat dari konvensional,” ungkap dia.
Bahkan jika penetrasi perbankan syariah di Indonesia bisa menyamai penetrasi di Malaysia, ia menyebut market size perbankan syariah di Indonesia akan tumbuh enam kali lipat.
“Tantangan ke depan bagaimana perbankan syariah itu bisa relevan untuk mendukung perubahan dari society berbasis tabungan kepada kepada society yang berbasis investasi,” papar dia.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia diyakini bisa mengoptimalkan penerimaan ziswaf
Baca juga: Perkuat ekosistem keuangan syariah, BSI gandeng koperasi BMT Nusantara
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021