Penggiat lingkungan Tabalong Risna Susanti di Tanjung, Sabtu mengatakan, upaya membangun kesadaran ekologis tersebut bisa dimulai dari diri sendiri, seperti mengurangi penggunaan sampah plastik dengan memilih membawa botol minum dan membawa kantong belanja guna mendukung upaya pelestarian lingkungan.
"Saya mulai mengurangi membeli minuman kemasan dan membawa kantong belanja untuk mengurangi sampah plastik," ujar Risna menjelaskan.
Baca juga: KLHK: Kondisi infrastruktur ekologis daerah banjir Kalsel tak memadai
Mendukung pelaksanaan program membangun kesadaran ekologis tersebut, sejak tahun 2015 Adaro aktif mengirimkan penggiat lingkungan dari berbagai profesi maupun generasi mengikuti program "Green Leader bertajuk Ecocamp" yang dilaksanakan Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup, Bandung.
Melalui ecocamp, Adaro ingin mengajak para penggiat lingkungan menyemai benih kesadaran ekologis melalui perubahan dengan langkah sederhana.
"Banyak perspektif baru yang kami peroleh, sudut pandang kami berubah ketika melihat air, udara dan tanah," ungkap salah satu peserta dari SMAN 2 Juai Kabupaten Balangan dan Green Leader," angkatan 6, Rahmatullah.
Baca juga: LP3ES: Penurunan kualitas demokrasi terkait dengan kerusakan alam
Kendati di masa pandemi kegiatan ecocamp tetap dilakukan secara online. Berbeda dengan kebanyakan kegiatan lingkungan yang biasanya dipenuhi dengan kurikulum dan teori lingkungan, kegiatan ini justru menyajikan konsep pelestarian lingkungan secara berkelanjut yang disajikan sebagai kebiasaan hidup sehari-hari.
Penggiat lingkungan dari Putra-Putri Saraba Kawa atau PUSAKA Kabupaten Tabalong Lyanta Laras Putri mengatakan, kegiatan ecocamp dengan menggunakan bahasa sederhana dan praktik yang dilakukan mampu membuka mata batin peserta. Hal paling mendasar yang diberikan pada Ecocamp adalah mengenalkan tujuh kesadaran ekologis, yakni berkualitas yaitu mampu mengelola kelemahan dan bertanggung jawab, sederhana yaitu kesederhanaan dalam pola hidup dan pola pikir.
Termasuk kesadaran hemat dalam penggunaan sumber daya, peduli terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan, berbagi dengan segala keterbatasan, bermakna dalam kehidupan, dan menjadi pribadi yang membawa Harapan di tengah masyarakat.
Baca juga: Peneliti: Pendekatan sosial ekologis penting dalam pembangunan tanggul
"Bicara berkualitas tidak hanya tentang pola hidup ramah lingkungan, tapi menantang diri agar terus meningkatkan kemampuan mengubah kekurangan menjadi sebuah kelebihan diri bahkan value," tandas Lyanta.
Ia berharap ke depan akan lebih banyak lagi masyarakat yang ikut terlibat dalam bakti kepada bumi.Dengan mengawali perubahan berupa langkah sederhana untuk menjaga keberlangsungan hidup Bumi kita.
Baca juga: Walhi Sumsel: Bencana banjir sejumlah kabupaten dampak eksploitasi SDA
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021