Pada laga puncak turnamen ATP 1000 itu, Rublev dikalahkan 2-6, 3-6 oleh petenis Jerman peringkat lima tersebut dan mengamankan gelar kelima turnamen tingkat Masters.
"Mungkin saya perlu menang setidaknya sekali untuk menemukan kunci keberhasilan. Tidak mudah untuk mengalami kekalahan demi kekalahan. Cara saya kalah terlihat mudah baginya," tutur Rublev soal pertandingannya, seperti dilansir ATP Tour, Senin.
Menurut Rublev, lima kekalahan beruntun dari rekan masa kecilnya itu membuktikan bahwa kekuatan mental merupakan hal yang harus ia benahi sebelum dipertemukan kembali dalam laga lain di turnamen masa depan.
Baca juga: Zverev raih gelar ATP 1000 kelima di Cincinnati Masters 2021
Ia tak terpuruk, namun dengan jarak skor pertemuan yang semakin melebar 0-5 membuatnya harus dengan segera membenahi faktor mental dan kepercayaan diri.
"Ini semua tentang sisi mental yang saya butuhkan untuk menemukan solusi dalam bermain di lapangan. Saya bisa menjalani pertandingannya dengan nyaman, jelas ini bukan soal cara permainan saya," ungkap Rublev.
Dalam babak final Cincinnati, final ATP Masters 1000 kedua dalam kariernya, Rublev mengawali pertandingannya dengan sikap yang gugup. Hal itu menjadi pembuka bagi Zverev untuk membentuk dominasi dan mengunci kemenangan pada Agustus, menyusul perolehan medali emas Olimpiade Tokyo.
"Itu adalah awal kesalahan saya. Ditambah dia punya kepercayaan diri yang sangat tinggi setelah Olimpiade, membuatnya mudah untuk bermain hebat di sini," pungkas Rublev.
Baca juga: Rublev depak rekan senegara Medvedev di semifinal Cincinnati
Baca juga: Barty taklukkan Teichmann untuk juarai Cincinnati Masters
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021