• Beranda
  • Berita
  • BI kembali beli SBN demi penuhi panggilan negara atasi dampak COVID-19

BI kembali beli SBN demi penuhi panggilan negara atasi dampak COVID-19

24 Agustus 2021 10:48 WIB
BI kembali beli SBN demi penuhi panggilan negara atasi dampak COVID-19
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers daring, Selasa (24/8/2021) (ANTARA/HO-YouTube Bank Indonesia)

Bank Indonesia kembali membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebagai bentuk koordinasi dengan pemerintah memenuhi panggilan negara dalam mengatasi masalah kesehatan dan kemanusiaan dari dampak pandemi COVID-19.

“BI terpanggil dan tentu saja berkomitmen penuh untuk bersama pemerintah dan berbagai pihak memenuhi panggilan negara untuk kesehatan dan kemanusiaan. Inilah spirit yang memotivasi kerjasama yang erat ini untuk melakukan penanganan kesehatan dan penyelamatan kemanusiaan akibat COVID- 19,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers secara daring, Selasa.

Perry menjelaskan bahwa merebaknya varian Delta menyebabkan kenaikan yang tidak terduga terhadap biaya penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam APBN tahun 2021 dan 2022. Hal tersebut tidak hanya menyebabkan kemampuan fiskal untuk mendorong ekonomi menjadi semakin terbatas, namun beban negara semakin tinggi.

“Terutama juga penerbitan SBN dengan bunga pasar, tentu saja tidak hanya menyebabkan beban negara yang tinggi , juga tidak sejalan dengan asas kesehatan dan kemanusiaan,” ujar Perry.

Alasan lainnya, lanjut Perry, BI ingin mengurangi beban anggaran negara yang diwujudkan dengan pembelian atas SBN yang diterbitkan oleh pemerintah di pasar perdana secara private placement.

“Seluruh SBN ini adalah SBN yang marketable yang bisa kemudian oleh BI bisa digunakan sebagai instrumen operasi moneter dan suku bunga yang lebih rendah dari pasar yaitu reverse repo Bank Indonesia tenor 3 bulan,” jelasnya.

Selain itu, Perry juga menegaskan bahwa kesepakatan berbagi beban atau burden sharing yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 ini tidak akan dan tidak pernah mengurangi independensi dan kemampuan Bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter yang pruden.

“BI dalam konteks tetap bersinergi berkoordinasi dengan pemerintah secara erat juga tidak akan mempengaruhi kemampuan BI melakukan kebijakan moneter dan juga bagaimana kemampuan keuangan Bank Indonesia,” tegasnya.

Adapun pemerintah dan Bank Indonesia kembali melanjutkan burden sharing untuk mendukung pendanaan APBN 2022. BI akan membeli SBN untuk APBN 2021 sebesar Rp215 triliun dan APBN 2022 sebanyak Rp224 triliun.

Baca juga: BI beli SBN di pasar perdana Rp131,96 triliun per 16 Agustus
Baca juga: Gubernur BI pastikan dampak tapering Fed tak akan sebesar 2013
Baca juga: BI catat modal asing masuk Rp2,45 triliun pekan keempat Juli 2021

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021