Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) siap bertransformasi semakin inovatif dan berintegrasi menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-54 lembaga tersebut."Semua proses transformasi ini berlangsung di tengah-tengah dunia yang hyperconnected, saling terkoneksi secara intens. Transformasi organisasi yang cukup masif ini juga terhubung dengan hyperconnected society,"
"Saya berharap dalam transformasi LIPI yang telah kita jalankan selama ini dengan segala dinamikanya, menjadi pemacu semangat kita bersama untuk selalu inovatif dalam berbagai lini kinerja. Mari tetap menanamkan nilai integritas, ilmiah, dan unggul untuk membangun bangsa ini dengan ilmu pengetahuan," kata Pelaksana Harian Kepala LIPI Agus Haryono dalam gelar wicara Riset dan Inovasi di Dunia Hyperconnected di Jakarta, Kamis.
Dalam beberapa tahun terakhir, LIPI telah menerapkan transformasi organisasi dalam konteks reformasi birokrasi. Sejak 2018, LIPI berbenah diri untuk melakukan fokus capaian riset dan inovasi. Salah satu program kerja yang dilakukan LIPI adalah melakukan percepatan transformasi dengan menerapkan rekayasa birokrasi (bureaucracy engineering).
Perubahan fundamental yang dibangun LIPI untuk memperbaiki manajemen lembaga riset antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), menyediakan infrastruktur riset, merampingkan organisasi, dan menyederhanakan proses bisnis manajemen lembaga riset, serta mengelola anggaran riset menjadi lebih efisien dan produktif.
"Semua proses transformasi ini berlangsung di tengah-tengah dunia yang hyperconnected, saling terkoneksi secara intens. Transformasi organisasi yang cukup masif ini juga terhubung dengan hyperconnected society," ujar Agus.
Ketergantungan akan teknologi komunikasi, perubahan pola dan waktu kerja pegawai selama pandemi COVID-19 juga menimbulkan tantangan dan peluang tersendiri, termasuk dalam menghadapi transformasi organisasi.
Baca juga: LIPI: Perlu tingkatkan pelibatan pemda dalam kerja sama internasional
Baca juga: LIPI apresiasi Diplomasi Vaksin Indonesia
"Dengan lebih dari 4.000 sumber daya manusia yang ada di LIPI, saya yakin bahwa kiprah 54 Tahun LIPI telah menanamkan semangat berinovasi, berikan solusi untuk negeri," tuturnya.
Pada kesempatan itu, LIPI mengumumkan nama-nama penerima Satyalancana Wira Karya Pembangunan dan penghargaan LIPI untuk sejumlah inventor.
Satyalancana Wira Karya merupakan tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada para warganya yang telah memberikan darma bakti yang besar kepada negara dan bangsa Indonesia sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain.
Penerima Satyalancana Wira Karya Pembangunan antara lain Dr. Eng. Budi Prawara dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi) berhasil menciptakan alat ventilator CPAP - BiPAP, Sistem Sterilisasi Ruangan berbasis Sinar Ultra Violet C (UVC) dengan tingkat kandungan komponen dalam negeri yang tinggi/ekonomis sehingga bermanfaat untuk pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
Selanjutnya, Dr. Ratih Asmana Ningrum dari Pusat Penelitian Bioteknologi berperan aktif dalam penanganan COVID-19 dengan mendesain dan mengelola Lab BSL 3 tersertifikasi sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang terdiri atas laboratorium untuk mikroorganisme dan hewan, sehingga dapat memfasilitasi kegiatan vaksin, pengurutan genom menyeluruh (whole genom sequencing/WGS), kultur virus SARS COV-2, uji klinis imunomodulator, robot yang melakukan sterilisasi berbasis ultraviolet C, yang bermanfaat bagi lembaga riset, industri, universitas, rumah sakit dan masyarakat.
Penerima lain adalah Dr. Ir. Yuyu Wahyu dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi berperan aktif dalam bidang teknologi pertahanan melalui penciptaan teknologi radar Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW) sebagai radar Low Probability Of Intercept (LPI), radar pengawas pantai, radar pertahanan udara, alat detektor radar musuh Electronic Support Measure (ESM), serta insiator radar cuaca, sehingga dapat membantu BMKG, operasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) dan TNI Angkatan Udara (AU) serta mempunyai daya saing yang tinggi.
Inventor LIPI dengan jumlah lisensi terbanyak 2020-2021 adalah Dr. Budi Prawara, M.Eng dengan produk inovasinya yakni Robot Otonom Multiguna, Produk Alat Terapi Oksigen Beraliran Tinggi (GLP HFNC 01), Bilik Disinfektan Dengan Otomatisasi Fokus Paparan Sinar FAR UV-C, Alat Sterilisasi Ruangan Menggunakan Lampu Ultraungu Tipe C dengan Pengendali Cerdas Nirkawat Dan Metode Pengendaliannya, dan Piranti Penerangan yang Dilengkapi dengan Perangkat Pengisian Ulang Alat Elektronik.
Inventor LIPI dengan jumlah paten terbanyak 2020-2021 adalah Dr. Widya Fatriasari S.Hut., M.M. dengan sejumlah judul panten antara lain Pelapisan Kertas dengan Kation dan Penggunaannya Untuk Kemasan Pangan, Proses Pembuatan Perekat Kayu Lapis Non-Formaldehida Berbahan Dasar Pati Dialdehida dan Produk Yang Dihasilkannya, dan Papan Partikel Rendah Emisi Formaldehida Berbahan Baku Pelepah Pinang.
Tim inventor LIPI penghasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) royalti terbesar 2020-2021 dengan total Rp2.048.927.771 dengan judul lisensi Produk Alat Terapi Oksigen Beraliran Tinggi (GLP HFNC 01).
Tim inventor tersebut terdiri dari Hendri Maja Saputra, M.T., Dr. Haznan Abimanyu, Dip. Ing, Dr. Eng. Budi Prawara, dan Catur Hilman Adritya Haryo Bhakti Baskoro M.T.
Baca juga: Tempatkan sains-teknologi pada posisi strategis
Baca juga: LIPI bangun infrastruktur riset strategis besar-besaran
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021