Menteri BUMN Erick Thohir memastikan pihaknya akan dekat dengan program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta dekat kepada rakyat.
“Kita memastikan BUMN tidak jadi menara gading,” ujar dia di Gedung Paviliun Smesco, Jakarta, Jumat.
Erick menyatakan bahwa pekerjaan Kementerian Koperasi dan UKM sangat berat karena krisis pandemi COVID-19 telah menghantam sektor UMKM yang notabene mendominasi struktur ekonomi Indonesia.
Jika dibandingkan dengan krisis moneter keuangan pada tahun 1998, utaranya, saat itu yang terdampak perusahaan dan korporasi besar.
Karena itu, Kementerian BUMN disebut telah melakukan transformasi yang diawali dengan mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) agar antar BUMN saling membuka diri.
Inisiasi itu yang sudah diujicoba selama lebih dari satu tahun, dikatakan telah mewujudkan konsolidasi 43 perusahaan dari 12 kluster BUMN.
“Tadinya hanya 20 BUMN,” ungkap Erick.
Melalui konsolidasi tersebut, ucap dia, menghasilkan Pasar Digital (PaDi) UMKM yang telah mencapai 130 ribu transaksi dengan 9.600 UMKM. Adapun nilai transaksinya disebut mencapai Rp10,3 triliun hingga akhir Agustus 2021.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian BUMN serta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menandatangani nota kesepahaman terkait kemitraan koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah/Industri Kecil Menengah (UMKM/IKM) dalam rantai pasok BUMN dengan nilai kerja sama Rp52,23 miliar.
Kemenkop-UKM akan bermitra dengan enam BUMN. Antara lain PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Perhutani, PT Krakatau Steel, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero.
“Sebagai partner, saya titipkan kepada Pak Teten (Menteri Koperasi dan UKM) dijaga standarisasi dan kurasi (UMKM)-nya,” kata Erick.
Baca juga: BI: Perbankan wajib penuhi RPIM UMKM sebesar 20 persen pada Juni 2022
Baca juga: Teten nilai struktur ekonomi yang didominasi usaha mikro perlu diubah
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021