Harapan saya pada pertandingan selanjutnya bisa melakukan yang terbaik untuk Indonesia
Sprinter Indonesia Saptoyogo Purnomo mengaku senang bisa bersaing dalam final nomor 200m T37 putra meski ia gagal menambah perolehan medalinya di Paralimpiade Tokyo 2020.
Pada laga final yang berlangsung di Olympic Stadium, Sabtu, Saptoyogo finis di posisi keenam dengan catatan waktu 23,27 detik.
Kendati demikian, ia mengaku senang karena ia mampu memperbaiki catatan waktu terbaiknya pada nomor 200m yang sebelumnya 23,41 detik.
“Meski belum berhasil membawa medali, tetapi saya sangat senang sekali tampil di final 200 meter dan berhasil memecahkan rekor pribadi," ujar Saptoyogo dalam siaran pers NPC Indonesia yang diterima di Jakarta.
Baca juga: Perjuangan Saptoyogo di Paralimpiade Tokyo berlanjut di nomor 200m T37
Baca juga: Saptoyogo finis keenam pada final lari 200 meter Paralimpiade Tokyo
"Harapan saya pada pertandingan selanjutnya bisa melakukan yang terbaik untuk Indonesia," tambah dia.
Pelatih Purwo Adi Sanyoto menilai penampilan Sapto pada lari 200m itu cukup luar biasa mengingat ini pertama kalinya bagi atlet berusia 22 tahun itu bersaing dengan atlet-atlet dunia pada nomor tersebut.
Sapto sebelumnya pernah tampil di Kejuaraan Dunia Para-Atletik 2019 di Dubai, UEA. Pada nomor 200m T37, ia hanya mampu finis ketujuh dengan catatan waktu 23,53 detik. Catatan dia lebih baik pada nomor 100m ketika pria kelahiran Purwokerto itu meraih perunggu setelah membukukan waktu 11,41 detik.
Saptoyogo berhasil memperbaiki catatan waktu di Dubai itu saat meraih perunggu 100m T37 di Tokyo dengan waktu 11,31 detik.
Baca juga: Saptoyogo tak menyangka raih medali perunggu
"Untuk Saptoyogo pada final 200 meter kali ini luar biasa karena memang untuk pertemuan dengan atlet-atlet dunia di nomor ini baru di sini. Kemudian ia juga berhasil memecahkan rekor pribadinya tadi sehingga bisa menjadi personal best," ucap Purwo.
Pelari asal Amerika Serikat Nick Myhugh memastikan medali emas 200m T37 setelah mencatat waktu tercepat 21,91 detik. Myhugh sekaligus memperbaiki catatan rekor 22,26 detik yang dipecahkannya pada babak penyisihan yang berlangsung satu hari sebelumnya.
Sementara itu, medali perak dan perunggu masing-masing jatuh ke tangan Andri Vdovin dari Komite Paralimpiade Rusia (22,24 detik) dan Mendonca de Gomez dari Brazil (22,62 detik).
Baca juga: Karisma Evi mengaku tegang bersaing di final lari 100m Paralimpiade
Baca juga: Menpora yakin Indonesia bisa tambah emas Paralimpiade besok
Baca juga: Kontingen Indonesia lampaui semua target di Paralimpiade Tokyo 2020
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021