DBON belakangan ini makin akrab di telinga. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali pada setiap kesempatan tak pernah lelah menyosialisasikan paradigma baru yang disebut solusi untuk meningkatkan prestasi olahraga di Tanah Air tersebut.
DBON merupakan cetak biru pembinaan olahraga prestasi nasional agar sistematis, berkelanjutan, dan masif.
Desain besar olahraga nasional ini juga merupakan tindak lanjut yang nyata dari Menpora Zainudin Amali usai menerima arahan dari Presiden Joko Widodo dalam peringatan Haornas tahun lalu.
Baca juga: Menpora anggap pihaknya dapat PR besar dari Presiden Joko Widodo
Pesan penting yang disampaikan ketika itu mengenai kajian total terhadap ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional.
Menpora kemudian melakukan diskusi bersama stakeholder olahraga terkait. Tak hanya itu, dialog juga dilakukan dengan para akademisi, praktisi, serta pakar olahraga untuk menyelesaikan rancangan desain besar olahraga nasional.
Hingga akhirnya, pada perayaan Haornas ke-38, besok, Presiden Jokowi secara resmi akan meluncurkan paradigma baru untuk dunia olahraga Indonesia.
Sejumlah pelaku olahraga, termasuk pengurus cabang olahraga, memberi dukungan penuh seraya berharap desain besar olahraga nasional ini akan membawa perubahan besar terhadap prestasi olahraga di Tanah Air.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Persatuan Menembak Indonesia (PB Perbakin) Firtian Judiswandarta dan Ikhsan Ingratubun selaku Wakil Ketua Umum IV Bidang Hukum dan Promosi Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) mengungkapkan pandangannya terhadap DBON ini.
Firtian mengatakan bahwa Haornas adalah momen utama bagi semua cabang olahraga untuk kebangkitan olahraga Indonesia. Tahun ini sangat dinantikan mengingat pelaksanaannya berbarengan dengan kick-off DBON.
Menurut Firtian grand desain olahraga dibutuhkan setiap negara. Karena kemenangan dalam sebuah kompetisi tidak bisa by accident atau sebuah kebetulan semata, tetapi harus terencana sejak awal.
"Jadi ibaratnya itu harus ada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk menyusun agar prestasi olahraga Indonesia ini menjadi maju. Tanpa itu (DBON), Indonesia akan seperti ini terus," ujar Firtian.
Baca juga: Menpora akan kenalkan Grand Design Olahraga Nasional saat Haornas 2021
Firtian juga menyebut regenerasi adalah kunci dari prestasi olahraga dan dengan adanya DBON hal tersebut bisa terjaga. Sebab, siapa pun yang akan memimpin ke depan, desain besar olahraga nasional akan tetap berjalan.
Saat ini memang ada 14 cabang olahraga yang masuk dalam prioritas. Namun nantinya akan lebih banyak lagi cabang olahraga yang terpacu untuk berprestasi. Sebab, setiap cabang olahraga akan berlomba menjadi yang terbaik dengan adanya promosi dan degradasi.
"Jadi kalau cabang olahraga tidak menunjukkan prestasinya, otomatis terdegradasi," ujarnya.
Ikhsan pun sepakat dengan hal tersebut. Kepada ANTARA, dia mengapresiasi Kemenpora dan berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo dengan adanya peluncuran DBON nanti.
Menurut Ikhsan, desain besar olahraga nasional adalah suatu keharusan untuk melahirkan atlet-atlet berkualitas.
"Dengan cara apa? pembinaan dari hulu ke hilir dan tak henti. Jadi ibarat kata pelatnas berkepanjangan," kata Ikhsan.
Baca juga: KONI: Haornas jadi momentum kebangkitan prestasi olahraga Indonesia
Selanjutnya jangka panjang
Jangka panjang dan akselerasi
Dalam kesempatan ini, Firtian juga berpendapat bahwa DBON mungkin tidak akan dirasakan oleh generasinya. Namun anak cucu atau generasi selanjutnya yang akan merasakan manfaatnya.
Dia juga menyebut tanpa desain besar menjadi juara hanya mimpi. Artinya, perencanaan atau strategi dari olahraga untuk meraih prestasi sangat diperlukan.
"Dengan adanya grand desain kita bisa memprediksi target yang diinginkan. Karena kita memiliki ukuran dan menganalisis sejauh mana kemampuan kita dalam bersaing," katanya.
Butuh waktu memang untuk merasakan hasil dari DBON. Berbicara empat tahun mungkin masih belum. Tetapi kalau 10 tahun ke depan manfaat dari DBON ini bisa bisa dirasakan.
Hal ini berkaca dari pengalaman negara-negara maju yang telah melakukan rancangan serupa. Misalnya Korea Selatan yang disebut Firtian sudah melakukannya sejak 1983. Dan kini hasilnya sudah terlihat.
Baca juga: Mengapa Korea Selatan begitu mendominasi panahan Olimpiade
Indonesia memang baru melakukannya sekarang. Tetapi tidak ada kata terlambat. Tinggal melakukan percepatan-percepatan. Artinya akselerasi dari DBON ini harus dilakukan.
Korea Selatan melakukan secara bertahap step by step. Indonesia mungkin bisa melakukannya dengan lompatan-lompatan atau akselerasi. Sehingga bisa menyusul negara lainnya.
Firtian memiliki keyakinan prestasi olahraga Indonesia bisa meningkat dengan adanya dasar yang kuat dalam pembinaan olahraga nasional.
Sementara Ikhsan mengungkapkan adanya DBON, setiap cabang olaraga akan melakukan langkah-langkah terbaik untuk cabangnya sendiri, atlet, dan pelatih.
Sebab, pembinaan menjadi lebih baik dan sistematis. "Dengan begitu target bisa lebih baik. Tidak ada alasan lagi ketika tidak berprestasi, karena pelatnas sudah dilakukan secara berkepanjangan," jelas Ikhsan.
Kendala dan manfaat
Berbicara sesuatu yang baru, dalam pelaksanaannya tidak semuanya bisa berjalan mulus. Kendala pun pasti ada. Pun demikian dari desain besar olahraga nasional ini.
Firtian memprediksi kendala akan terjadi di level pemerintah provinsi atau daerah. Mungkin karena sosialisasi dari deain besar masih belum menyeluruh.
Untuk itu, sosialisasi terkait DBON ini sangat diperlukan. Memang butuh waktu, namun dia optimistis dengan kerja sama seluruh stakeholder, semuanya bisa teratasi.
Sebab, banyak manfaat dari desain besar olahraga nasional tersebut. Misalnya mendorong masyarakat untuk giat berolahraga. Dengan begitu, kesehatan masyarakat Indonesia juga akan lebih baik.
Baca juga: DBON akan manfaatkan fasilitas yang dibangun untuk PON
Seperti pepatah bijak "mens sana in corpore sano" yang memiliki arti dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
"Dengan masyarakat yang sehat, anggaran pemerintah untuk kesehatan juga akan berkurang," kata Firtian.
Jadi sebenarnya menurut Firtian adanya DBON ini akan saling berkaitan. Termasuk dalam menciptakan generasi muda yang kuat dan pemimpin yang hebat pada masa mendatang yang dimulai dari olahraga dan pemudanya.
"Semuanya terhubung. Makanya disebut grand desain atau desain besar dan itu bukan hanya tanggung jawab Kemenpora, tetapi tanggung jawab semua. Stakeholder termasuk media," ujar Firtian.
Semoga dengan adanya desain besar olahraga nasional prestasi Indonesia akan meningkat. Semoga.
Baca juga: PON 1948, Haornas dan Desain Besar Olahraga Nasional
Baca juga: Kemenpora impikan olahraga Indonesia tembus 10 besar Olimpiade
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021