• Beranda
  • Berita
  • BRIN: Infrastruktur iptek nuklir Indonesia terbuka untuk global

BRIN: Infrastruktur iptek nuklir Indonesia terbuka untuk global

8 September 2021 17:47 WIB
BRIN: Infrastruktur iptek nuklir Indonesia terbuka untuk global
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam The 4th International Conference on Nuclear Energy Technologies and Sciences secara virtual di Jakarta, Rabu (8/9/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

fasilitas ini lebih bermanfaat jika menjadi sebagai platform global

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan infrastruktur ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nuklir yang ada di Indonesia akan dikembangkan sebagai platform terbuka untuk global.

"Fasilitas-fasilitas ini kurang bermanfaat jika hanya digunakan oleh peneliti di BRIN saja atau hanya digunakan oleh peneliti lokal di seluruh Indonesia. Saya percaya fasilitas ini akan lebih bermanfaat dalam jangka waktu panjang bagi kita semua jika  menjadi sebagai platform global terbuka untuk riset nuklir," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam The 4th International Conference on Nuclear Energy Technologies and Sciences secara virtual di Jakarta, Rabu.

Indonesia memiliki tiga reaktor riset yang hingga kini tetap beroperasi dengan baik, yakni Reaktor TRIGA 2000 di Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta, dan Reaktor GA. Siwabessy di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Dengan menjadi platform terbuka bagi global, maka infrastruktur iptek nuklir tersebut bisa lebih bermanfaat bagi semua orang baik pengguna lokal maupun global.

Baca juga: Indonesia melirik nuklir sebagai modal energi bersih

Baca juga: Indonesia jajal teknologi iradiasi untuk kurangi sampah plastik


Handoko menilai platform global terbuka untuk infrastruktur iptek nuklir sangat penting karena riset nuklir membutuhkan infrastruktur canggih dan mahal yang tidak terjangkau oleh kebanyakan institusi riset khususnya di Indonesia dan para pelaku bisnis.

"Kami diharapkan dapat menciptakan ekosistem penelitian terbuka dan kolaboratif yang memenuhi standar global," ujar mantan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.

Selain sebagai platform global terbuka untuk riset, infrastruktur iptek nuklir tersebut juga akan menjadi platform pendidikan untuk talenta muda melalui kolaborasi riset bersama komunitas global.

BRIN juga mengundang kolaborasi riset nuklir untuk mempercepat transfer Iptek nuklir yang akan mendukung ekosistem iptek nuklir di Tanah Air.

Handoko mengharapkan adanya peningkatan pemanfaatan fasilitas atau infrastruktur riset nuklir untuk kepentingan kemajuan Iptek nuklir dan bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Anggota DPR optimistis Indonesia mampu "go nuclear"

Baca juga: DEN: Pemenuhan syarat fase 1 IAEA tentukan Indonesia bisa Go Nuklir

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021