"Kami tidak mengizinkan konten yang mempromosikan, mengagungkan atau menormalkan bunuh diri, menyakiti diri sendiri atau gangguan pola makan. Di sisi lain, kami mendukung orang-orang yang memilih membagikan pengalaman mereka untuk meningkatkan kesadaran, membantu orang lain yang mungkin sedang berjuang dan mendapatkan dukungan dari komunitas kami," kata TikTok di blog resmi mereka, dikutip Rabu.
TikTok meluncurkan panduan yang bisa ditemukan di Pusat Keamanan atau Safety Center platform tersebut, antara lain berisi cara membantu orang yang sedang bermasalah.
Baca juga: Kiat UMKM manfaatkan platform TikTok promosikan produknya
Panduan ini dibuat bersama International Association for Suicide Prevention, Crisis Text Line, Live For Tomorrow, Samaritans of Singapore dan Samarintans UK.
Media sosial ini juga memberikan soal gangguan pola makan untuk remaja, pendidik dan pengasuh. Beberapa bulan lalu, TikTok meluncurkan fitur untuk orang yang mengalami gangguan pola makan, seperti memberikan tautan ke sumber terpercaya ketika mencari konten dengan kata kunci yang berkaitan dengan gangguan pola makan.
Panduan untuk gangguan pola makan ini melibatkan ahli di National Eating Disorders Association, National Eating Disorder Information Center, Butterfly Foundatuon dan Bodywhys.
TikTok juga menyoroti masalah bunuh diri dalam kampanye kesehatan mental ini. Ketika pengguna mencari "bunuh diri" atau "suicide", TikTok akan mengarahkan pengguna ke pusat bantuan lokal.
Sementara itu, berkaitan dengan kata kunci yang dianggap sensitif, TikTok akan memberikan peringatan dan pilihan untuk melanjutkan menonton konten. Kata kunci yang sensitif menurut TikTok seperti "riasan seram".
Baca juga: TikTok ajak kreator Asia Tenggara cerita di "From Meanies to Goodies"
Baca juga: Bintang TikTok Addison Rae teken kontrak baru dengan Netflix
Baca juga: Konten video "game" makin populer di TikTok
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021