Business Analyst MarkPlus James Pratama mengatakan riset tersebut menemukan bahwa stakeholder lintas industri memiliki perhatian dan minat yang tinggi untuk mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan manajemen pelanggan.
Baca juga: Optimalkan dukungan teknologi informasi menuju hidup bersama COVID-19
"ICT yang berkaitan dengan customer management menjadi prioritas saat ini, disusul oleh teknologi ICT yang berkaitan dengan manajemen data," kata James dalam virtual media gathering "Marketeers Insight: Business Digitalization Trend in Pandemic Era", Rabu.
Dia menambahkan, teknologi digital yang telah berkembang saat ini dapat membantu perusahaan atau enterprise unggul dalam berbagai aspek, mulai dari segi manajemen sumber daya manusia (SDM), manajemen aset, manajemen komunikasi, manajemen pelanggan, dan manajemen data.
Teknologi yang berkaitan dengan manajemen pelanggan, kata James, telah cukup banyak diadopsi oleh para enterprise. Namun, pengembangan teknologi prediktif dan business intelligence masih dalam tingkat sedang. Sedangkan teknologi yang mendukung ekosistem digital, customer relationship management (CRM), dan complain management sudah terbilang mapan namun tingkat adopsinya masih relatif rendah.
Oleh karena itu, lanjut James, bekerja sama dengan mitra di bidang IT menjadi salah satu solusi yang menguntungkan bagi enterprise. Dengan adanya mitra dan layanan in-house managed service, enterprise dapat berfokus pada sektor esensial yang menjadi core bisnis masing-masing, dan menyerahkan masalah IT mereka pada mitranya.
Baca juga: TIK disebut sebagai sektor yang paling cepat pulih di tengah pandemi
Melihat itu, Smartfren Business menyatakan bahwa pihaknya telah berkomitmen menjadi solusi bagi partner di bidang teknologi dengan ruang lingkup tiga pilar strategi, yaitu Core Telco, ICT, dan Internet of Things (IoT).
CEO Smartfren Business Ranga Kalyanasundaram mengatakan perusahaannya telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan besar seperti Microsoft, Google Cloud, Alibaba Cloud pada sektor teknologi Cloud.
Selain itu, Ranga mengatakan, Smartfren Business juga bekerja sama dengan perusahaan besar lain di sektor teknologi hardware, ZOOM unified conferencing, security, managed wifi, hyperscaler, Fiber in The Air, IoT, dan Omni Chanel.
Dalam pengembangan teknologi digital, banyak enterprise yang kesulitan mengintegrasikan sistem dengan proses bisnis, sulit mengembangkan SDM, hingga keandalan dari teknologi itu sendiri. Sehingga, kata Ranga, Smartfren Business memiliki layanan-layanan yang mampu mempermudah integrasi teknologi dalam bisnis yang mencakup keseluruhan proses.
Smartfren Business juga akan menghadirkan aplikasi Bizsf, yang dapat membantu pelanggan melihat kinerja layanan Smartfren Business secara self service. Selain dapat melihat performance, pelanggan juga dapat melakukan pembayaran atau pembelian dengan mudah serta membuat laporan jika terjadi masalah pada koneksi. Untuk saat ini, Bizsf diperuntukkan kepada customer connectivity, namun direncanakan akan dikembangkan pada layanan lain.
Dengan rangkaian yang komprehensif tersebut, Smartfren Business hadir sebagai one step solution yang dapat menjawab kebutuhan enterprise dalam melakukan digitalisasi.
"Smartfren Business akan terus menyediakan layanan terbaik dan solusi bagi enterprise. Kami akan terus melihat perkembangan dan menyesuaikan dengan kebutuhan klien," ujar Ranga.
Baca juga: Huawei luncurkan program baru untuk dukung pendidikan di Indonesia
Baca juga: Kemenpan RB terapkan strategi 6P untuk akselerasi transformasi SDM
Baca juga: Yasonna: Perlu cetak biru teknologi informasi hadapi digitalisasi
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021