• Beranda
  • Berita
  • Literasi dorong masyarakat untuk dapat berpikir kreatif

Literasi dorong masyarakat untuk dapat berpikir kreatif

1 Oktober 2021 20:49 WIB
Literasi dorong masyarakat untuk dapat berpikir kreatif
Tangkapan layar webinar Duta Baca Indonesia bertemakan “Literasi Kolaborasi" pada Jumat (1/10/2021). ANTARA/HO-Humas Perpusnas.

Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondar mengatakan literasi harus dipahami sebagai kemampuan menciptakan berbagai kreatifitas penciptaan produk barang/jasa yang tumbuh dari kebiasaan membaca.

“Literasi akan mendorong siapapun untuk berpikir kreatif, meningkatkan kemampuan life skill sebagai solusi dari persoalan kesejahteraan yang dialami,” ujar Adin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Dengan kualitas literasi yang baik, masyarakat diyakini sanggup mengubah apa yang semula dianggap tidak bernilai ekonomis menjadi ekonomi.

Baca juga: Perpusnas ingin menumbuhkan budaya menulis untuk menguatkan literasi
 

“Dasar dalam pembangunan ekonomi kreatif adalah penguatan literasi. Oleh karena itu, literasi jangan dimaknai sempit sebagai gerakan baca-tulis atau gerakan mengunjungi perpustakaan,” tambah dia.

Ketua IKAPI Provinsi Banten yang juga Inisiator Forum Ekonomi Kreatif (Fekraf) Banten, Andi Suhud, mengatakan pemahaman literasi tidak berpatok pada kemampuan baca-tulis melainkan juga kemampuan pemecahan masalah, meski di tengah kondisi pandemi. Di samping, proses kreatifitas yang harus tetap ditumbuhkan agar mampu bertahan.

“Keberhasilan ekonomi kreatif sangat erat berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki tiap individu. Karena itu betapa penting mengenali potensi diri sendiri. Apalagi di tengah kondisi pandemi, sektor UMKM dipandang sebagai solusi untuk membangkitkan ekonomi rakyat,” kata Andi.

Baca juga: Menteri PPPA: Pentingnya literasi digital cegah kejahatan online

Seniman dari Jawa Barat Ferry Curtis menambahkan untuk menjadi bangsa yang maju ditentukan dari kesadaran masyarakat dalam aktivitas membaca. Indonesia belum banyak berubah jika melihat kondisi saat ini. Contohnya, masih banyak dijumpai para tuna wisma di banyak tempat.

Sebagai pelaku seni, Ferry Curtis menuangkan segala kegundahan yang dirasakan ke dalam lirik musiknya. Ferry pun tidak keberatan jika disebut musisi literasi karena hanya dengan membaca dan berliterasi, Indonesia akan lepas dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

“Lagu tidak akan lekang oleh jarak dan waktu. Namun, prosesnya sampai menjadi lagu yang menginspirasi harus paham dulu dengan konsep literasi,” kata Ferry. 

Pewarta: Indriani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021