• Beranda
  • Berita
  • KLHK sebut belum ada baku mutu air terkait polutan parasetamol

KLHK sebut belum ada baku mutu air terkait polutan parasetamol

5 Oktober 2021 16:54 WIB
KLHK sebut belum ada baku mutu air terkait polutan parasetamol
Tangkapan layar Dirjen PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Selasa (5/10/2021). ANTARA/Prisca Triferna

perlu ada penelitian-penelitian lanjutan

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan bahwa parasetamol adalah emerging polutant atau bahan pencemar baru yang belum memiliki baku mutu.

"Parasetamol konsentrasinya sangat kecil dan saat ini belum ada memang baku mutu air terkait dengan parasetamol dan makanya ini termasuk di dalam yang namanya emerging polutant," kata Dirjen PSLB3 Vivien dalam konferensi pers virtual Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diikuti dari Jakarta, Selasa.

Vivien mengatakan pihaknya mengapresiasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bekerja sama dengan peneliti di Inggris. Dalam penelitian itu ditemukan konsentrasi parasematol di dua titik di Teluk Jakarta.

Namun, dia menjelaskan bahwa parasematol adalah bahan pencemar baru dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum memiliki baku mutunya.

"Emerging polutant dan kemudian dijadikan baku mutu lingkungan itu biasanya harus ada date series, pemantauan series sehingga kita menemukan polanya dan dari situ kita bisa menemukan baku mutu lingkungannya," ujarnya.

Ia menilai, penelitian yang dilakukan itu baru penelitian pertama yang terkait bahan pencemar parasetamol. "Jadi perlu ada penelitian-penelitian lanjutan yang nanti kalau memang sudah firm baru kemudian kita atur dalam policy atau peraturan," tamban Vivien.

Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah benahi pengelolaan limbah produk farmasi
Baca juga: Riza: Penyebab pencemaran Teluk Jakarta masih tunggu hasil Dinas LH

Baca juga: BRIN: Warga perlu tangani limbah parasetamol tidak cemari lingkungan

Peneliti Oseanografi BRIN Prof Zainal Arifin, salah satu dari dua peneliti BRIN tentang konsentrasi parasetamol di Teluk Jakarta, menjelaskan bahwa dalam penelitian yang dipublikasikan pada 2021 itu mendeteksi konsentrasi parasetamol yang relatif tinggi.

"Kami menyebut relatif tinggi artinya kita ada pembanding baik di lokasi di utara Jawa juga dengan beberapa pantai di luar negeri. Kalau di luar negeri, Angke itu tidak jauh berbeda dengan pantai di utara Portugis," kata Zainal.

Dia menjelaskan bahwa konsentrasi parasetamol di pesisir Teluk Jakarta berada di kisaran tidak terdeteksi sampai 610 nanogram per liter.

Berdasarkan penelitian di laboratorium, paparan jangka panjang dengan konsentrasi baik rendah maupun tinggi ditemukan berakibat pada gangguan fungsi reproduksi pada jenis kerang.

Baca juga: Peneliti: Perlu sinergi atasi pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta
Baca juga: BRIN: Perlu teknologi pengelolaan limbah obat-obatan yang lebih baik
Baca juga: Periset:Perlu riset ungkap sumber polutan parasetamol di Teluk Jakarta

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021