Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah daerah bisa meningkatkan kesejahteraan guru madrasah dengan memberikan tunjangan kinerja daerah (TKD) yang setara guru di sekolah umum SD hingga SMA.
Bambang Soesatyo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyebutkan selama ini menurut Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) masih ada kesenjangan dalam perlakuan.
Contohnya, TKD guru SD di DKI Jakarta bisa mencapai Rp4,3 juta-Rp 6,5 juta per bulan. Sementara TKD guru madrasah hanya Rp1 juta per bulan, belum termasuk potongan pajak 15 persen dan belum pernah ada kenaikan selama 10 tahun terakhir.
"Kondisi di berbagai daerah lain juga hampir sama, sangat ironis. Sebaiknya ada regulasi yang jelas, yang bisa menyetarakan TKD guru madrasah dengan TKD guru di sekolah umum sebagai bentuk penghormatan sekaligus keberpihakan terhadap jasa dan pengabdian para guru," kata Bamsoet.
Baca juga: Bamsoet ajak pondok pesantren dan santri jadi motor penggerak ekonomi
Baca juga: Bamsoet ajak pondok pesantren dan santri jadi motor penggerak ekonomi
Hal itu, lanjut dia, mengingat dana pendidikan pada 2021 sudah naik 5 kali lipat menjadi Rp550 triliun.
Bamsoet menyampaikan ini usai menerima Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI).
Bamsoet menyampaikan ini usai menerima Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI).
Pengurus PGMI yang hadir, antara lain Ketua Syamsudin dan Sekretaris Suhardi. Hadir pula Ketua DPW PGMI DKI Jakarta Makhrus, Sekretaris DPW PGMI DKI Jakarta Edi Sulaksono, dan Anggota DPW PGMI DKI Jakarta Nurlaelah.
Ketua DPR ke-20 RI itu memaparkan jumlah madrasah negeri dan swasta di Indonesia dari mulai tingkat raudhatul athfal, ibtidaiyah, tsanawiyah, hingga aliyah, menurut data statistik tahun ajaran semester ganjil 2020/2021 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, jumlahnya mencapai 83.551 unit.
Kemudian, lanjut dia, dengan jumlah siswa mencapai 9,6 juta jiwa, jumlah guru mencapai 929.511 jiwa, dan tenaga pendidik mencapai 140.636 jiwa.
"Madrasah merupakan aset kekayaan pendidikan nasional. Keberadaan madrasah yang menggabungkan pendidikan keagamaan dengan pendidikan formal sangat membantu Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam," ucapnya.
Baca juga: Ketua MPR apresiasi pencapaian Indonesia dalam pemulihan COVID-19
Baca juga: Ketua MPR apresiasi pencapaian Indonesia dalam pemulihan COVID-19
Khususnya, kata Bamsoet, dalam melahirkan anak bangsa yang mencintai agamanya sekaligus mencintai bangsa dan negaranya sehingga mereka membantu menciptakan suasana kesejukan dan moderasi beragama.
"Dari madrasah, anak bangsa bisa didik mengenai pentingnya merajut perbedaan dan keragaman melalui tradisi keagamaan dan kearifan lokal," kata Bamsoet.
Dia mengatakan prestasi peserta didik madrasah juga sangat mengagumkan. Sebagai contoh, Tim Robotik Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 1 Kota Makassar berhasil menyabet 4 gelar juara sekaligus dalam ajang Asean Robotic Day (ARD) 2021 pada September 2021.
Baca juga: MPR RI: Kehadiran PPHN tidak perlemah konsensus penguatan presidensial
Baca juga: MPR RI: Kehadiran PPHN tidak perlemah konsensus penguatan presidensial
Hal itu, katanya, menunjukkan bahwa siswa madrasah siap menghadapi era Industri 4.0 dan Cybion (Cybernetics, Biologi and Ontology).
"Besarnya potensi para siswa madrasah tersebut tentunya harus didukung dengan keberpihakan negara yang ditunjukkan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam menjamin kesejahteraan para guru dan tenaga didiknya," ujar Bamsoet.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021