Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah berkunjung ke Konsul Jenderal RI di Jeddah dan Kuasa Usaha Ad Interm (KUAI) KBRI Riyadh untuk membahas peningkatan tata kelola penempatan dan program pemberdayaan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI).sangat apresiasi program pemberdayaan bagi PMI
“Kami memberikan apresiasi kepada Dubes RI di Riyadh dan Konjen di Jeddah yang telah membantu urusan bidang ketenagakerjaan serta memfasilitasi program pemberdayaan bagi pekerja migran Indonesia. Termasuk membantu pembentukan kerja sama bidang ketenagakerjaan dengan pihak otoritas Arab Saudi,” ujar Menaker dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pertemuan dengan Konjen dan KUAI KBRI Riyadh itu setelah sebelumnya Ida mengikuti Abu Dhabi Dialogue (ADD) VI dan pertemuan bilateral dengan Menteri SDM dan Emirat Persatuan Emirat Arab.
Baca juga: Menaker: Penempatan PMI satu kanal usaha hadirkan perlindungan negara
Baca juga: KJRI Jeddah amankan upah PMI yang belum dibayar
Selain membahas mengenai peningkatan tata kelola penempatan dan program pemberdayaan bagi pekerja migran, Menaker juga berdiskusi perihal peningkatan iklim investasi di Indonesia yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja Indonesia.
Seusai pertemuan tersebut, Menaker bersama delegasi Indonesia melanjutkan kunjungan kerja ke Balai Latihan Kerja (BLK) di bawah pembinaan KJRI Jeddah, guna melihat prosesi peningkatan kapasitas PMI selama di Arab Saudi.
"Kami sangat apresiasi program pemberdayaan bagi PMI guna memberikan bekal keterampilan setelah pasca-penempatan di negara tujuan," katanya.
Baca juga: KBRI Riyadh selamatkan hak pekerja migran Rp22,8 miliar sepanjang 2020
Baca juga: 185 WNI di Arab Saudi kena COVID-19, sebagian besar pekerja migran
Saat berkunjung ke Shelter PMI, Ida Fauziyah kembali menegaskan Pemerintah melalui Kemnaker terus mendorong upaya untuk meningkatkan kompetensi dan pelindungan PMI di luar negeri. Termasuk mengeluarkan paket-paket program edukasi dan pemberdayaan bagi keluarga PMI.
Pemerintah juga akan terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan pemerintah di negara tujuan dalam rangka meningkatkan tata kelola penempatan dan migrasi pekerja migran yang mengedepankan prinsip adil, tertib, dan aman. Sehingga dapat memberikan jaminan perlindungan bagi PMI dan keluarganya.
Baca juga: Kemnaker pastikan program pemberdayaan PMI yang pulang ke Tanah Air
Baca juga: Program SPSK dinilai lindungi PMI ke Arab Saudi
Selain membahas mengenai peningkatan tata kelola penempatan dan program pemberdayaan bagi pekerja migran, Menaker juga berdiskusi perihal peningkatan iklim investasi di Indonesia yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja Indonesia.
Seusai pertemuan tersebut, Menaker bersama delegasi Indonesia melanjutkan kunjungan kerja ke Balai Latihan Kerja (BLK) di bawah pembinaan KJRI Jeddah, guna melihat prosesi peningkatan kapasitas PMI selama di Arab Saudi.
"Kami sangat apresiasi program pemberdayaan bagi PMI guna memberikan bekal keterampilan setelah pasca-penempatan di negara tujuan," katanya.
Baca juga: KBRI Riyadh selamatkan hak pekerja migran Rp22,8 miliar sepanjang 2020
Baca juga: 185 WNI di Arab Saudi kena COVID-19, sebagian besar pekerja migran
Saat berkunjung ke Shelter PMI, Ida Fauziyah kembali menegaskan Pemerintah melalui Kemnaker terus mendorong upaya untuk meningkatkan kompetensi dan pelindungan PMI di luar negeri. Termasuk mengeluarkan paket-paket program edukasi dan pemberdayaan bagi keluarga PMI.
Pemerintah juga akan terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan pemerintah di negara tujuan dalam rangka meningkatkan tata kelola penempatan dan migrasi pekerja migran yang mengedepankan prinsip adil, tertib, dan aman. Sehingga dapat memberikan jaminan perlindungan bagi PMI dan keluarganya.
Baca juga: Kemnaker pastikan program pemberdayaan PMI yang pulang ke Tanah Air
Baca juga: Program SPSK dinilai lindungi PMI ke Arab Saudi
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021