• Beranda
  • Berita
  • BI dorong akselerasi ekonomi dan keuangan digital

BI dorong akselerasi ekonomi dan keuangan digital

8 November 2021 12:20 WIB
BI dorong akselerasi ekonomi dan keuangan digital
Ilustrasi - FIntech, salah satu jenis industri yang berkembang pesat di era ekonomi digital. ANTARA/Shutterstock/am
Bank Indonesia mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan dengan mendukung akselerasi bank digital, teknologi finansial (fintek), e-commerce, dan industri sistem pembayaran.

Kepala Grup Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Retno Ponco Windarti, mengatakan bahwa melalui dukungan tersebut, maka ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang sehat akan terbentuk dan tercipta.

“BI meyakini bahwa inovasi dan teknologi digital mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inklusivitas. Namun demikian pada saat yang sama, digitalisasi juga meningkatkan berbagai risiko,” kata Retno dalam kata sambutannya di konferensi pers virtual peluncuran Bulan Fintech Nasional (BFN), Senin.

Ia menyebutkan risiko yang dihadapi oleh ekonomi dan keuangan digital mencakup risiko siber, risiko terhadap perlindungan data pribadi, dan teknologi finansial (fintek) ilegal.

Oleh sebab itu, menurutnya pendekatan berimbang antara mendorong inovasi dan memitigasi berbagai risikonya perlu dilakukan secara saksama dan dalam tatanan yang tepat.

“BI akan selalu memastikan bahwa ekosistem keuangan digital akan menjunjung tinggi keamanan,” tutur Retno.

Dalam merespon dan mendorong digitalisasi ekonomi keuangan, kata Retno, BI telah menginisiasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, salah satunya bertujuan untuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional.

Ia mengatakan implementasi BSPI ini telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir dan pada tahun ini pihaknya telah melakukan reformasi pengaturan sistem pembayaran dengan diterbitkan tiga Peraturan Bank Indonesia (PBI), yaitu PBI payung tentang sistem pembayaran, PBI tentang PJP, dan PBI tentang PIP yang berlaku efektif 1 Juli 2021.

Mengenai QRIS, Retno menyebutkan per 1 November jumlah akuisisi merchant QRIS telah mencapai 12 juta. BI juga telah melakukan uji coba interkoneksi QRIS dengan QR Payment di sejumlah negara, seperti Thailand, Malaysia, Saudi Arabia, dan beberapa negara lain.

“Seluruh inisiatif tersebut diimplementasikan guna menciptakan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal,” pungkasnya.


Baca juga: Transformasi ke digital, Bank Mayapada gandeng fintek OneConnect

Baca juga: Saham Hong Kong ditutup rugi, dipicu tindakan keras Beijing ke fintek

Baca juga: Layanan Syariah LinkAja raih 2,5 juta pengguna dalam setahun

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021