Badan Restorasi Gambut dan mangrove (BRGM) menyatakan terus berupaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan para "pejuang" gambut dan mangrove, salah satunya dengan melakukan revitalisasi ekonomi.Perjuangan para pahlawan gambut dan mangrove ini sama halnya dengan penyelamat bumi. Peran mereka sangat penting dalam merestorasi gambut dan merehabilitasi mangrove. Sudah sepatutnya, pahlawan lingkungan hidup tersebut mendapatkan kehidupan yang sej
Kepala Kelompok Kerja Hubungan Masyarakat BRGM Wurjanto Didy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, menyatakan, pejuang gambut dan mangrove merupakan pahlawan ekosistem yang harus diapresiasi dan ditingkatkan kesejahteraannya karena telah bersumbangsih dalam menjaga dan melestarikan ekosistem gambut dan mangrove.
Terlebih gambut dan mangrove berperan penting dalam kehidupan manusia, seperti mengatasi perubahan iklim, menyerap emisi Gas Rumah Kaca, mencegah kebakaran hutan dan lahan, mencegah abrasi, erosi hingga tsunami.
"Perjuangan para pahlawan gambut dan mangrove ini sama halnya dengan penyelamat bumi. Peran mereka sangat penting dalam merestorasi gambut dan merehabilitasi mangrove. Sudah sepatutnya, pahlawan lingkungan hidup tersebut mendapatkan kehidupan yang sejahtera," katanya.
Salah satu daerah yang mendapatkan program revitaliasasi ekonomi dari BRGM yakni Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Sekretaris Kelompok Tani (Poktan) Mawar dari Desa Menang Raya Chandra Ariansyah mengatakan, BRGM memberikan pelatihan pengolahan purun atau tanaman yang tumbuh alami di rawa gambut menjadi suatu produk kerajinan bernilai ekonomi tinggi seperti tikar, tas, dompet, tempat tisu dan kerajinan lainnya.
Produk kerajinan tersebut dijual dengan harga yang beragam mulai dari Rp50 ribu hingga Rp80 ribu tergantung dengan model anyaman itu sendiri.
"Semenjak ada pelatihan inovasi modern dari BRGM, masyarakat terutama ibu-ibu itu ekonominya pun jadi meningkat,”ujar Chandra.
Bendahara Kelompok Masyarakat (Pokmas) Sinar Harapan dari Desa Rambai, Pangkalan Lampam, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan Beni Setiawan, BRGM, telah memberikan berbagai macam pelatihan mengenai tanaman jahe merah, mulai dari budidayanya, pengolahan produknya, hingga pemasarannya.
“Kami berhasil membuat ribuan kemasan produk sirup, serbuk hingga emping jahe merah. Berawal dari mulut ke mulut, produk kami akhirnya mulai banyak permintaan," katanya.
Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan menjelaskan, inovasi produk dari purun dan juga jahe merah tersebut kini sudah dipamerkan dan mulai dipasarkan.
“Ya kami berharap kedepannya masyarakat lebih termotivasi untuk mengembangkan diri dan juga bisa mandiri serta sukses. Pasarnya pun bisa berkembang, tidak hanya di desa saja, tapi juga di seluruh Indonesia melalui pemasaran secara online,” ujar Satker Tugas Pembantuan Restorasi Gambut dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Sumsel Deni.
Baca juga: BRGM kembangkan industri pakan ternak berbahan sagu di Riau
Baca juga: BRGM perbanyak Desa Peduli Mangrove dorong rehabilitasi mangrove
Baca juga: BRGM: Restorasi gambut penting dalam mitigasi perubahan iklim
Baca juga: BRGM gelar sekolah lapang masyarakat percepat rehabilitasi mangrove
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021