• Beranda
  • Berita
  • Kasus stunting di Mukomuko tertinggi di Bengkulu capai 10,38 persen

Kasus stunting di Mukomuko tertinggi di Bengkulu capai 10,38 persen

12 November 2021 19:49 WIB
Kasus stunting di Mukomuko tertinggi di Bengkulu capai 10,38 persen
Ilustrasi - Tim Dokter memasangkan Pita Lingkar Lengan Atas (LILA), alat deteksi cepat pengukuran gizi pada anak balita. ANTARA/HO.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyatakan bahwa angka penyakit stunting (anak kerdil) tertinggi di Provinsi Bengkulu ada di Kabupaten Mukomuko dengan 10,38 persen.
 
Sedangkan untuk angka stunting di Provinsi Bengkulu sekitar 6,12 persen, kemudian wasting (gizi buruk dan gizi kurang) sekitar 1,29 persen dan underweight (berat badan kurang dan sangat kurang) sekitar 2,76 persen.
 
"Jika dilihat secara nasional 17 persen, Provinsi Bengkulu berada di bawah angka nasional," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni di Bengkulu, Kamis.
 
Untuk angka stunting di Kabupaten Mukomuko yaitu dengan jumlah 10,38 persen, Kabupaten Bengkulu Utara yaitu 8,81 persen, Kabupaten Kepahiang yaitu 7,96 persen.

Baca juga: UGM kembangkan alat deteksi dini stunting

Baca juga: DPR-RI: Keterlibatan generasi muda penting tangani stunting di Kalbar
 
Lalu, Kabupaten Bengkulu Tengah sekitar 7,57 persen, Kabupaten Kaur 6,62 persen, Kabupaten Rejang Lebong 6,15 persen, Kabupaten Seluma 4,81 persen, Kabupaten Bengkulu Selatan 2,22 persen dan terendah di Kota Bengkulu yaitu 1,14 persen.
 
Kemudian wasting di Kabupaten Mukomuko yaitu 2,33 persen, Kabupaten Bengkulu Tengah 1,70 persen, Kabupaten Kepahiang 1,61 persen, Kabupaten Seluma 1,59 persen.
 
Berikutnya, Kabupaten Kaur 1,44 persen, Kabupaten Bengkulu Utara 1,30 persen, Kabupaten Rejang Lebong 1,03 persen, Kabupaten Bengkulu Selatan 0,76 persen, Kabupaten Lebong 0,62 persen dan Kota Bengkulu 0,48 persen.
 
Sedangkan untuk wilayah underweight di Kabupaten Mukomuko 5,32 persen, Kabupaten Kabupaten Bengkulu Utara 3,65 persen, Kabupaten Seluma 3,30 persen, Kabupaten Bengkulu Tengah 3,03 persen.
 
Lalu, Kabupaten Kepahiang 2,86 persen, Kabupaten Kaur 2,71 persen, Kabupaten Rejang Lebong 2,03 persen, Kabupaten Bengkulu Selatan 1,37 persen, Kabupaten Lebong 1,27 persen dan Kota Bengkulu 0,61 persen.
 
"Dari ketiga tersebut wilayah tertinggi stunting, wasting dan underweight, yaitu di Kabupaten Mukomuko dan terendah berada di Kota Bengkulu," ujarnya.
 
Oleh karena itu Bappenas Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menteri PPN/Bappenas No. 10 Tahun 2021 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi 2022.
 
Dengan melakukan program percepatan penurunan stunting di 10 Kabupaten Kota dan yang telah menjalankan program nasional tersebut yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma.
 
"Untuk mewujudkan Bengkulu bebas kekerdilan 2030, kami mempersiapkan ibu hamil dan memperkuat 1.000 hari ke depan, meningkatkan kualitas kehidupan dengan menyediakan air bersih dan sanitasi dasar di rumah tangga," ucapnya.*

Baca juga: Ibu perlu mulai dijadikan sebagai subjek untuk cegah stunting

Baca juga: Baitul Mal Aceh optimalkan zakat bantu korban kekerasan dan stunting

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021