Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani seusai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu.
"Pemulihan ekonomi di kuartal 4 diperkirakan meningkat cukup kuat terutama ditunjang dengan beberapa indikator," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan beberapa indikator tersebut antara lain adanya peningkatan consumer confidence index, peningkatan retail sales index, serta purchasing managers index (PMI) manufaktur yang juga meningkat atau mengalami pemulihan sesudah mengalami penurunan akibat COVID-19 varian Delta.
"Ekspor-impor juga menunjukkan pertumbuhan sangat tinggi yaitu 50 persen," jelas Menkeu.
Sementara itu untuk pasar keuangan, Menkeu menyampaikan bahwa yield surat berharga mengalami perbaikan dengan spread menurun dari US Treasury di awal Juli 2021 sebesar 512 basis poin menjadi 449 basis poin.
"Rupiah dan indeks harga saham juga mengalami perbaikan," jelasnya.
Meskipun demikian, Sri Mulyani mengatakan ada tantangan yang harus diwaspadai yaitu kecenderungan inflasi akibat kenaikan harga produsen.
Baca juga: Wapres sebut Indonesia masih dalam fase kritis pemulihan ekonomi
Baca juga: Airlangga: Presidensi G20 momentum RI pimpin upaya pemulihan global
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021