Kiat dokter merawat bayi prematur

18 November 2021 16:03 WIB
Kiat dokter merawat bayi prematur
Ilustrasi - Perawat neonatal Kirsty Hartley membawa bayi lahir prematur Theo Anderson kepada ibunya Kirsty Anderson di Unit Perawatan Intensif Neonatal di Lancashire Women and Newborn Centre di Rumah Sakit Umum Burnley di East Lancashire, menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Burnley, Britain, Jumat (15/5/2020). Foto diambil tanggal 15 Mei 2020. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Dokter spesialis anak konsultan neonatalogi di RS Cipto Mangunkusumo - Kencana, Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) mengungkapkan, upaya meminimalkan dampak negatif selama perawatan bayi dengan kelahiran premature yakni melalui developmental care.

“Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar BBLR berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care,” kata Putri dalam siaran persnya, ditulis Kamis.

Menurut Putri, perawatan anak lahir prematur menjadi kesulitan utama dalam kasus prematur. Anak yang lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya.

Baca juga: Asupan ASI sangat penting untuk bayi prematur

Dia menjelaskan, prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi.

"Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur," jelas dia.

Faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya sehingga lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal.

Di sisi lain, faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orang tua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak.

Menurut Putri, stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir. Stimulasi dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).

Sering memberikan rangsangan dapat menguatkan hubungan sinaps. Variasi rangsangan akan membentuk hubungan yang semakin luas dan kompleks sehingga menstimulasi terbentuknya multiple intelligent.

Putri menuturkan, pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua. Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan.

Baca juga: Kenali faktor risiko sebabkan kelahiran bayi prematur

Baca juga: Mengenal metode "Kangaroo Mother Care" untuk perawatan bayi prematur

Baca juga: Kemenkes: Kematian bayi di Indonesia 84 persen akibat lahir prematur

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021